Malang Autism Center

Deteksi Dini pada Autism

Deteksi autism sangat penting untuk dilakukan sejak dini. Sebagaimana kita tahu, autism merupakan gangguan pada sel saraf di mana gangguan itu bisa menjadi hambatan bagi perkembangan sensorik dan motorik seseorang. Autism bukan sebuah penyakit yang dapat disembuhkan. Kondisi ini perlu penanganan berupa terapi yang sesuai agar penyandangnya bisa melakukan aktivitas-aktivitas dasar dalam kesehariannya.

Autism mengalami perkembangan yang berbeda dari orang pada umumnya dan perlu penanganan sesegera mungkin. Deteksi dini terhadap autism bisa membantu keluarga penyandang untuk mengenali kondisi tersebut serta memberikan perawatan yang tepat. Untuk melakukan deteksi kita bisa mengamati ciri-ciri autism secara umum. Nah, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendeteksi autism sejak dini? Yuk, kita bahas bersama!

1.     Bayi atau balita tidak merespons saat dipanggil namanya

Saat menginjak usia enam atau tujuh bulan, bayi umumnya sudah mampu merespons saat ada seseorang yang memanggil namanya. Mereka bisa merespons dengan suara, gerakan mata, atau gerak bibir. Mereka juga mulai responsif terhadap suara-suara lainnya. Apabila dalam usia tersebut bayi belum mampu merespons panggilan, kita perlu waspada dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau yang ahli di bidangnya.

2.     Mengalami keterlambatan bicara

Deteksi dini pada anak autism juga bisa dilakukan dengan mengamati perkembangan kemampuan anak. Keterlambatan bicara dapat mengindikasi dua hal. Pertama adalah perkembangan anak kurang baik. Kedua adalah terdapat kemungkinan anak mengalami autism. Pemeriksaan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang pasti.

3.     Anak selalu menghindari kontak mata

Menginjak usia empat bulan, bayi biasanya sudah mulai mengenali objek-objek sekelilingnya. Umumnya bayi akan mengikuti arah gerak benda yang terlihat menarik. Apabila diajak bicara, biasanya fokus bayi beralih pada orang yang mengajak bicara tersebut. Namun, pada kasus autism, bayi umumnya tidak bisa fokus menatap lawan bicara dalam waktu yang sedikit lama. Perhatian mereka segera teralihkan pada hal-hal lain, bukan pada orang yang mengajak bicara.

4.     Suka melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya

Contohnya anak suka menggigit atau mencubit tangan, bahkan yang lebih parah anak bisa membenturkan kepala sendiri. Apabila melihat hal ini, sebaiknya kita segera memeriksakan anak.

5.     Perubahan mood yang sangat singkat

Ciri lain yang mudah dikenali adalah perubahan mood pada anak. Detik ini mereka menangis, detik berikutnya tertawa tanpa sebab. Ini juga merupakan indikasi adanya gangguan pada diri anak.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan mandiri untuk mendeteksi autism sejak dini pada anak. Gejala-gejala di atas adalah gejala yang bisa dialami atau dilakukan oleh anak autism, tetapi bukan berarti hanya akan dilakukan oleh anak autism. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan kondisi anak pada dokter atau psikiater untuk mengetahui kondisi pasti anak kita sehingga tidak salah dalam menanganinya.

Bagi kalian yang punya pengalaman soal deteksi dini anak autism boleh share pengalamannya di komentar, ya! Sampai jumpa.

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/saraf-anak/gejala-ciri-ciri-anak-autis-autisme/
https://www.herminahospitals.com/id/articles/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-sejak-dini.html

Artikel Terkait

Malang Autism Center

Malang Autism Center (MAC) menyediakan layanan ramah anak ASD dengan kegiatan yang berorientasi pada kemandirian anak serta didukung dengan fasilitas yang mendukung.

Insight MAC