Malang Autism Center

Categories
event_reguler

Workshop Gratis Produksi Prozen Food Lele Oleh MAC

Malang, 9 Januari 2025 – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menggelar soft launching perdananya dengan cara yang inspiratif. Acara ini berlangsung di Malang Creative Center (MCC), tepatnya di ruang Food Lab lantai 3. Dalam rangkaian kegiatan ini, diadakan workshop pelatihan produksi prozen food berbahan dasar ikan lele, yang menariknya diselenggarakan secara gratis bagi para peserta. Produksi Prozen Food Lele oleh komunitas MAC di pandu oleh seorang instruktur.

Kegiatan ini dipimpin oleh Hafid, sebagai seorang instruktur dari MAC, yang didampingi oleh tim pendukungnya.Workshop yang diikuti oleh anak-anak dari yayasan autisme yang berada di luar MAC ini menghadirkan suasana workshop yang ramah, inklusif, dan penuh semangat. Peserta mengajarkan berbagai keterampilan praktis mulai dari proses membersihkan ikan lele, mengolahnya menjadi produk makanan beku siap saji, hingga membungkus hasil produksi dengan kualitas standar.

Workshop gratis ini tidak hanya berfokus pada hasil produksi, tetapi juga mengajarkan higienitas dan kebersihan yang penting dalam industri makanan. Hafid dan timnya memberikan bimbingan secara bertahap agar peserta dapat mengikuti setiap proses dengan baik. Pendekatan ini disesuaikan dengan kebutuhan individu, sehingga kegiatan menjadi inklusif dan efektif.

Memberdayakan Anak Autis Melalui Produksi Prozen Food Lele Oleh MAC

Kegiatan ini memiliki nilai lebih dengan membantu melatih kemampuan motorik halus, meningkatkan fokus, dan mengenalkan anak autis pada keterampilan yang dapat menjadi bekal kemandirian di masa depan.“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak autis memiliki potensi besar untuk berkembang. Soft launching ini adalah langkah awal kami untuk membuka lebih banyak peluang pelatihan inklusif di kemudian hari,” ujar Hafid.

Soft launching ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa kepada masyarakat. Lembaga ini berkomitmen pada pemberdayaan penyandang disabilitas melalui berbagai program pelatihan yang inklusif. Pendidikan keterampilan praktis yang diberikan secara gratis menjadi salah satu upaya nyata untuk mendukung kemandirian mereka. Diperkirakan, lembaga ini dapat menjadi pionir dalam menciptakan peluang baru bagi penyandang disabilitas, khususnya di Malang.

Selain menjadi ajang pelatihan, acara ini sekaligus menjadi simbol nyata inklusi sosial yang terwujud melalui kolaborasi berbagai pihak. LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa memulai langkah awal yang positif melalui program pelatihan inklusif. Lembaga ini berkomitmen untuk terus menghadirkan pelatihan yang bermanfaat bagi penyandang disabilitas. Tujuannya adalah agar semakin banyak anak autis yang merasakan manfaat langsung dari inisiatif mulia ini.

Categories
event_reguler

MAC Tingkatkan Kreativitas Anak Autis di Workshop Fotografi

Malang, 9 Januari 2025 – LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menggelar soft launching perdananya dengan konsep yang kreatif dan inspiratif. Bertempat di Malang Creative Center (MCC), tepatnya di Studio Foto lantai 5, acara ini dikemas dalam bentuk workshop fotografi. Workshop ini memberikan pengalaman langsung bagi peserta untuk belajar menggunakan kamera secara praktis, mulai dari memahami fitur-fitur kamera hingga teknik dasar memotret. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak autis. 

Dipimpin oleh Bintang, seorang instruktur dari MAC, workshop ini diikuti oleh anak-anak autis dari komunitas yang sama. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan mengenal alat-alat kamera, memahami fitur-fitur dan tools yang tersedia, serta langsung mempraktikkan kemampuan mereka. Dengan pendekatan yang sederhana namun efektif, Bintang berhasil membantu anak-anak memahami materi dengan baik.

Selain mempelajari teori dan teknik dasar, para peserta juga diberi tantangan untuk memotret berbagai objek di studio menggunakan kreativitas mereka. Dengan bantuan langsung dari Bintang dan tim, anak autis ini mampu menghasilkan foto-foto yang unik dan penuh makna. Proses ini tidak hanya melatih kemampuan teknis mereka, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk mengekspresikan diri melalui seni fotografi.

Kreativitas Anak Autis di Workshop Fotografi

Workshop ini menjadi pengalaman yang berkesan, baik bagi peserta maupun instruktur. “Wah, sangat menarik sekali event pertama one day skill dari LPK Cipta Kriya Wiyasa ini! Satu pengalaman yang tak akan terlupakan. Sangat unik menurut saya, karena ternyata anak autis tidak seperti yang dibayangkan. Mereka sangat lihai menggunakan kamera, dan uniknya, mereka langsung paham tentang segitiga eksposur dengan lancar meski dengan bahasa yang berbeda,” ujar Bintang saat menceritakan pengalamannya.

Soft launching ini menjadi langkah awal yang berkesan bagi LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa dalam mewujudkan komitmen mereka untuk memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan yang inklusif dan inovatif. Dengan pelatihan seperti ini, lembaga berharap dapat terus menciptakan program-program yang mendukung kemandirian penyandang disabilitas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain itu, melalui workshop ini MAC juga berharap anak autis dapat mengasah bakat dan keterampilan.

Categories
event_reguler

Workshop Office Boy di Soft Launching LPK Disabilitas oleh MAC

Malang, 9 Januari 2025Dalam rangkaian acara soft launching LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa, Malang Autism Center (MAC) menyelenggarakan workshop pelatihan Office Boy. Kegiatan ini berlangsung di MCC Malang, tepatnya di Studio Foto lantai 5, yaitu dilaksanakan sebelum pelatihan fotografi yang juga merupakan rangkaian dari Soft launching. 

Workshop ini dipimpin langsung oleh Adrian, salah satu instruktur  dari MAC. Para peserta pelatihan merupakan anak-anak binaan MAC yang memiliki semangat untuk belajar dan berkarier di dunia Office boy. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman serta pengalaman praktis peran dan tanggung jawab seorang Office Boy di lingkungan hotel ataupun perkantoran.

Pelatihan mencakup berbagai aspek penting, seperti menjaga kebersihan area publik, menangani permintaan tamu, serta memahami etika kerja di perhotelan atau perkantoran. Dengan metode pengajaran yang interaktif, Adrian memberikan pemahaman langsung dan membimbing peserta dalam praktik.

Workshop Office Boy Guna Melatih Keterampilan dan Siap Terjun ke Dunia Kerja

Workshop ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menyiapkan peserta untuk praktik langsung di dunia kerja. Setelah pelatihan di LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa, peserta akan mendapatkan kesempatan magang di hotel-hotel mitra yang telah bekerja sama dengan MAC. Selama magang, mereka akan didampingi oleh supervisor untuk memastikan penerapan keterampilan yang telah dipelajari selama pelatihan.

Program ini juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemampuan komunikasi yang baik dengan tamu. Dengan demikian, peserta tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki sikap profesional yang dibutuhkan di dunia kerja.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap anak-anak MAC dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk bersaing di dunia kerja. Kami ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar untuk sukses,” ujar Adrian, sang instruktur.

Workshop ini merupakan bagian dari misi LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa dalam memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan keterampilan kerja. Antusiasme peserta terlihat selama kegiatan berlangsung, mencerminkan semangat mereka untuk belajar dan berkembang. Dengan dukungan penuh dari MAC, para peserta diharapkan mampu menapaki karir yang lebih cerah di industri perhotelan.

Soft launching LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menjadi langkah awal penting dalam menciptakan peluang kerja inklusif bagi penyandang disabilitas. Hal ini juga menunjukkan komitmen Malang Autism Center untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan berdaya.

Categories
Artikel ASD Post Utama

Tantrum Pada Sindrom Aperger dan HFA

Tantrum pada Sindrom Asperger (AS) dan Autism Tingkat Tinggi (HFA) merupakan respon emosional yang sering terjadi. Tantrum bukanlah tindakan acak, melainkan bagian dari siklus tiga tahap yaitu rumbling, range dan recovery. Setiap tahap memiliki ciri khas dan memerlukan intervensi yang berbeda. Sehingga penting untuk memahami tantrum pada sindrom aperger dan HFA agar dapat memberikan intervensi yang tepat. 

Tahapan Tantrum Sindrom Aperger dan HFA

Tahap Rumbling

Tahap ini ditandai dengan adanya perubahan perilaku awal yang tampak kecil, seperti mengetuk kaki, menggenggam tangan, atau menarik diri secara emosional. Sehingga, jika dibiarkan perilaku ini dapat berkembang menjadi ledakan emosi. Adapun intervensi yang dapat dilakukan yaitu : antisipectic bouncing (mengalihkan anak dari situasi yang memicu stres), proximity control (sedak secara fisik namun tidak memaksa) dan signal interfence (memberikan sinyal non-vernal untuk membantu anak menyadari emosinya).

Rentang tahap

Jika sudah dilakukan intervensi pada tahap sebelumnya namun gagal, anak telah memasuki tahap Range. Di sini, anak mungkin menampilkan perilaku agresif seperti berteriak, memukul, atau merusak barang. Fokus utama adalah memastikan keselamatan anak dan orang di sekitarnya. Pada tahap ini, intervensi terbaik adalah membawa anak ke tempat yang tenang seperti home base untuk menenagkan diri.

Tahap pemulihan

Setelah ledakan emosi, anak memasuki tahap pemulihan. Anak mungkin akan merasa lelah, menyesal atau bahkan tidak mengingat apapun yang terjadi. Pada tahap ini, penting untuk mengembalikan anak ke rutinitas normal secara perlahan dan melibatkan anak dalam aktivitas yang disukai untuk memulihkan suasana hati.

Pencegahan Tantrum Sindrom Aperger dan HFA

Pencegahan tantrum merupakan langkah proaktif untuk membantu anak dengan sindrom aspeger (AS),  Autism Tingkat tinggi (HFA) dan gangguan terkait agar dapat mengelola stress mereka lebih baik. Strategi ini mencakup peningkatan sosial, kesadaran sensorik, dan kesadaran diri.

Peningkatan pemahaman sosial

Anak-anak dengan AS dan HFA sering menghadapi kesulitan dalam memahami aturan sosial, memecahkan masalah sosial, dan merespons situasi dengan tepat. Metode untuk meningkatkan pemahaman ini meliputi:

  • Cartooning (Pencatatan Visual)

Anak diajarkan menggunakan gambar atau komik sederhana untuk memahami skenario sosial yang kompleks. Gambar dapat membantu mereka mengenali emosi, memahami percakapan, atau mengidentifikasi konsekuensi tindakan mereka. Teknik ini sangat efektif untuk anak-anak yang memiliki gaya belajar visual.

  • Social Autopsies

Strategi ini dilakukan setelah anak mengalami kesalahan sosial. Dalam proses ini

  1. Anak dan pendamping mengidentifikasi apa yang salah.
  2. Mereka menentukan siapa yang dirugikan.
  3. Merumuskan cara memperbaiki kesalahan.
  4. Menyusun rencana untuk mencegah kesalahan serupa di masa depan.

Pendekatan ini membantu anak memahami sebab-akibat dalam interaksi sosial dan meningkatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi.

Kesadaran sensorik

Banyak anak dengan AS dan HFA memiliki sensitivitas terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, atau tekstur. Ketidakseimbangan sensorik ini sering kali menjadi pemicu tantrum. Metode untuk meningkatkan kesadaran sensorik meliputi:

  • Program “How Does Your Engine Run?”

Program ini mengajarkan anak untuk mengenali tingkat kewaspadaan sensorik mereka (terlalu rendah, terlalu tinggi, atau seimbang) dan mengajarkan cara mengatur diri agar mencapai tingkat kewaspadaan optimal. Contoh: Anak belajar mengenali kapan mereka merasa “terlalu bersemangat” dan menggunakan teknik seperti pernapasan dalam untuk menenangkan diri.

  • Pendekatan Sensorik dalam Kehidupan Sehari-Hari

Orang tua dan guru dapat menggunakan metode sederhana seperti menyediakan mainan sensorik (misalnya bola stres) atau menciptakan ruang tenang (home base) untuk membantu anak menenangkan diri.

Kesadaran Diri

Kesadaran diri membantu anak mengenali emosi mereka, memahami tanda-tanda awal stres, dan menggunakan strategi untuk mengatasi emosi secara mandiri. Beberapa metode yang efektif adalah:

  • Incredible 5-Point Scale

Metode ini membantu anak mengklasifikasikan tingkat emosi atau stres mereka pada skala 1-5. Contoh

  1. Level 1: Tenang dan bahagia.
  2. Level 3: Mulai merasa frustrasi.
  3. Level 5: Sangat marah dan mendekati tantrum.

Setelah mengenali tingkat emosinya, anak diajarkan strategi untuk menenangkan diri pada setiap level, seperti menarik napas dalam atau meminta waktu sendiri.

  • Pengenalan Emosi dengan Cues Visual

Anak diajarkan mengenali tanda-tanda emosional melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau situasi tertentu. Ini membantu mereka lebih peka terhadap emosi mereka sendiri dan orang lain.

  • Pelatihan Relaksasi

Teknik relaksasi seperti pernapasan ringan, pernapasan dalam, atau yoga sederhana dapat diajarkan untuk mengurangi tingkat stres anak.

 

Referensi

Myles, B. S., & Southwick, J. (2005). The cycle of tantrums, rage, and meltdowns in children and youth with Asperger syndrome, high-functioning autism, and related disabilities. Paper presented at the Inclusive and Supportive Education Congress, International Special Education Conference, Glasgow, Scotland. Retrieved from http://www.isec2005.org.uk

Categories
event_reguler Post Utama

Soft Launching Lembaga Pelatihan Kerja Disabilitas Oleh MAC

Memasuki tahun 2025, Malang Autism Center (MAC) kembali menegaskan komitmennya dalam memberdayakan anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Kali ini, melalui peluncuran Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Disabilitas “Cipta Kriya Wiyasa”, MAC memberikan kesempatan yang lebih luas bagi anak-anak autis untuk mengembangkan keterampilan praktis yang siap digunakan dalam dunia kerja. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup anak autis dengan menyediakan pelatihan yang relevan dan sesuai dengan kemampuan mereka.

Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Disabilitas “Cipta Kriya Wiyasa” dirancang dengan pendekatan yang inklusif, mengutamakan pemberdayaan melalui keterampilan praktis yang dibutuhkan di berbagai sektor industri. Pada fase awal, lembaga ini menawarkan tiga program pelatihan unggulan: Office Boy (OB), Pengolahan Frozen Food, dan Fotografi. Program-program ini diadaptasi sesuai dengan standar LPK pada umumnya, namun disesuaikan dengan kebutuhan khusus anak-anak penyandang disabilitas, untuk membantu mereka mengembangkan potensi diri secara optimal.

Keunikan pelatihan di LPK “Cipta Kriya Wiyasa” terletak pada pendekatan yang mengutamakan pembelajaran berbasis keterampilan. Selain itu, peserta juga mendapatkan dukungan emosional dan psikologis agar merasa nyaman dan percaya diri dalam mengikuti program pelatihan. Dengan kurikulum yang disusun khusus, anak-anak dapat mempelajari keterampilan aplikatif untuk dunia kerja dan mempersiapkan mereka hidup lebih mandiri.

Setelah sukses menjalani soft launching pada awal tahun 2025, LPK “Cipta Kriya Wiyasa” akan melaksanakan peluncuran resmi pada 20 Februari 2025. Peluncuran penuh ini bertujuan agar lebih banyak anak-anak penyandang disabilitas, terutama dengan gangguan spektrum autisme, dapat merasakan manfaat program pelatihan. Dengan ini, diharapkan lebih banyak anak-anak dapat berkembang melalui kesempatan yang diberikan.

Keberhasilan MAC dalam Pendidikan Anak Disabilitas sebagai Dasar Pembentukan Lembaga Pelatihan Kerja Disabilitas

Sejak berdiri pada Oktober 2015, Malang Autism Center (MAC) fokus pada terapi perilaku dan pendidikan anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). MAC menggunakan metode Applied Behavior Analysis (ABA) yang terbukti efektif dalam mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan perilaku adaptif. Metode ini membantu anak autis mempersiapkan diri untuk kehidupan sehari-hari dengan lebih baik.

MAC mengusung konsep pesantren atau berasrama, menyediakan lingkungan yang aman, terstruktur, dan kondusif bagi anak-anak ASD. Lingkungan ini didukung oleh tim terapis dan pendidik yang berkompeten di bidangnya. Berlokasi di Jl. Manggar No. 08, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, MAC berkomitmen memberikan layanan terbaik agar anak-anak ASD dapat mencapai kemandirian dan kualitas hidup yang lebih baik.

Hingga saat ini, MAC telah berhasil meuluskan 25 anak melalui program pelatihan berbasis asrama. Para lulusan MAC tidak hanya mendapatkan keterampilan praktis, tetapi juga bimbingan untuk menjadi individu yang mandiri dan percaya diri. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa anak-anak penyandang disabilitas dapat mencapai potensi terbaik mereka. Dengan pendekatan yang tepat, mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Dengan diluncurkannya LPK “Cipta Kriya Wiyasa”, MAC berharap dapat memperluas dampak positif dari program pelatihannya. LPK ini juga memberikan kesempatan bagi lebih banyak anak autis untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Ini adalah langkah penting untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan memberikan kesempatan adil bagi setiap individu, terlepas dari keterbatasan.

Categories
event_reguler

Hadirkan Acara Mari Bicara untuk Dukung Orang Tua Anak Autisme

MAC kembali menunjukkan komitmennya sebagai lembaga penyedia layanan terapi perilaku bagi individu yang mengalami Autism Spectrum Disorder . Sebagai bagian dari upaya terus-menerus mendukung perkembangan anak-anak dengan autisme, MAC meluncurkan acara “Mari Bicara”. Acara ini dirancang untuk memberikan ruang bagi orang tua, terapis, dan berbagai pihak yang peduli terhadap autisme dunia untuk berbagi pengalaman, dan saling menguatkan. Acara ini juga sebagai bentuk saling Dukung Orang Tua Anak Autisme. 

“Mari Bicara” bertujuan sebagai wadah bagi keluarga yang memiliki anak autis, serta memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana cara terbaik dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka. Di tengah tantangan yang dihadapi orang tua, acara ini diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi dan informasi yang bermanfaat.

Pelaksanaan dan Isi Acara Mari Bicara Untuk Dukung Orang Tua Anak Autisme

Acara “Mari Bicara” ini akan dipandu langsung oleh Bapak Cahyadi, selaku Founder Malang Autism Center. Pak Cahyadi yang juga merupakan seorang ahli dalam bidang terapi perilaku bagi anak-anak penyandang autisme. Sebagai narasumber utama, beliau akan berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia autisme. Selain itu, beliau juga akan memberikan panduan praktis dalam mendukung perkembangan anak dengan ASD.

Acara ini akan dilaksanakan secara rutin setiap bulan, dengan harapan dapat menjadi wadah yang konsisten bagi orang tua untuk bertukar cerita, memperoleh pengetahuan baru, dan memperluas perspektif mereka dalam mendukung anak-anak mereka. Selain itu, acara ini juga akan menjadi platform bagi para terapis dan pendidik untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan profesional.

Penting untuk dicatat bahwa acara ini hanya dapat diakses oleh anggota komunitas MAC yang terdaftar. Akses ke informasi dan pembaruan acara juga akan disampaikan melalui grup WhatsApp khusus anggota. Dengan demikian, MAC berharap komunitas yang terbentuk dapat lebih erat, dan setiap peserta dapat terus mendapatkan informasi yang relevan dan terupdate terkait dunia autisme.

Acara ini dilaksanakan setiap bulan untuk meningkatkan wawasan orang tua anak autis. Diharapkan acara ini mempererat hubungan komunitas dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi perkembangan anak. MAC berharap “Mari Bicara” memberi dampak positif dalam mengasuh anak autis dan memperkuat solidaritas antara orang tua dan profesional.

Untuk bergabung dengan komunitas dan mendapatkan dukungan lebih, klik link berikut dan masuk ke grup kami! https://chat.whatsapp.com/IRKYRJ4zou6CUCFAUCB7Mr

 

Categories
Artikel ASD

Membangun Inklusi Di Sekolah

            Inklusi adalah filosofi yang menyatakan bahwa ruang kelas dan ruang bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi kesempatan kepada semua anak, salah satunya adalah dengan belajar dikelas yang sama. Sama seperti anak-anak lainnya, anak dengan kebutuhan khusus juga berhak menerima Pendidikan yang layak. Oleh karena itu, penting untuk membangun inklusi di sekolah.

Memahami Perbedaan Autis dengan Kebutuhan Khusus Lainnya

Autism Spectrum Disorder (ASD) dari kata Auto, yang berarti sendiri. ASD sering diartikan sebagai seorang anak yang hidup dalam dunianya sendiri. Autisme merupakan sebuah hambatan perkembangan yang dialami seseorang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dimana penyandangnya memiliki ciri khusus utama yaitu hambatan interaksi, komunikasi dan perilaku. Berbeda dari bentuk kebutuhan khusus lain yang sering diklasifikasikan berdasarkan berat atau ringan, autisme diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dipayungi dengan istilah spektrum. Masing-masing spektrum memiliki karakteristik yang unik. Spektrum dari autisme yaitu gangguan autistik atau autisme, anak-anak disintegratif masa kanak-kanak, sindrom asperger, sindrom rett, gangguan perkembangan pervasif-tidak-lainnya yang ditentukan (PDD-NOS)

Dukungan dan Kebijakan Pemerintah

Sekolah merupakan tempat yang penting bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh dan bersosialisasi. Namun, bagi anak autis, pengalaman di sekolah dapat menjadi tantangan tersendiri. Sehingga, membangun lingkungan inklusi sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka. Selain upaya dari pihak sekolah, dukungan dari pemerintah juga memegang peranan penting dalam menciptakan inklusi yang efektif. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan dukungan yang kuat untuk Pendidikan inklusif, termasuk bagi anak autis.

  • Kebijakan pemerintah inklusif

Melalui peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif, pemerintah telah menetapkan bahwa setiap anak memiliki hak untuk memperoleh Pendidikan yang layak, termasuk anak berkebutuhan khusus seperti anak autis. Kebijakan ini mendorong sekolah umum untuk menerima siswa dengan kebutuhan khusus dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

  • Pendirian Sekolah Luar BIasa (SLB) dan Unit Layanan Inklusi

Pemerintah membangun banyak SLB di berbagai daerah untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu, beberapa sekolah umum juga telah dilengkapi dengan Unit Layananan Inklusif (ULI) untuk mendukung dan memberikan pendampingan khusus bagi anak autis yang belajar di sekolah reguler.

  • Bantuan Dana dan Fasilitas

Pemerintah juga menyediakan bantuan operasional (BOS) inklusif yang dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas ramah disabilitas, alat bantu pembelajaran, serta kegiatan yang mendukung inklusi. Selain itu, terdapat upaya peningkatan infrastruktur sekolah agar lebih ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.

Upaya Sekolah Dalam Membangun Inklusi

Selain kebijakan pemerintah, untuk membangun inklusi di sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung inklusi bagi anak autisme :

  • Meningkatkan kesadaran dan pemahaman

Sekolah dapat mengadakan seminar dan pelatihan khusus untuk meningkatkan pemahaman guru, siswa, dan orang tua tentang autisme.

  • Menyediakan lingkungan ramah sensorik

Fasilitas seperti ruang tenang dan area khusus belajar dapat membantu anak autis merasa nyaman.

  • Mengadopsi kurikulum fleksibel

Kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, seperti memberikan waktu tambahan untuk tugas atau pendekatan belajar visual.

  • Melibatkan orang tua dan ahli

Orang tua dan tenaga ahli, seperti terapis, dapat membantu sekolah dalam memberikan dukungan terbaik bagi anak autis.

Inklusi bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga memastikan anak merasa diterima, didukung, dan mampu mencapai potensi maksimalnya. Dukungan pemerintah melalui kebijakan fasilitas, ditambah dengan komitmen sekolah dan Masyarakat, dapat membangun lingkungan Pendidikan yang benar-benar inklusif bagi anak autis. Dengan kolaborasi ini, sekolah dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua anak, tanpa kecuali.

Buka WhatsApp
Butuh Bantuan?
Halo! Apa yang bisa saya bantu