Malang Autism Center

Categories
Artikel ASD Edukasi MAC

Pentingnya Deteksi Dini untuk anak ASD

 

Pentingnya deteksi dini

Apa itu Mendeteksi Dini Autism?

Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan berperilaku. Gejala autisme dapat muncul sejak dini, meskipun tidak selalu terlihat jelas pada awalnya. Oleh karena itu, pentingnya deteksi dini anak ASD menjadi langkah penting untuk memastikan anak mendapatkan dukungan yang sesuai sejak awal kehidupannya, mengingat anak dengan ASD memerlukan perhatian khusus dan lebih banyak dukungan.

Apa itu Deteksi Dini?

Pentingnya Deteksi dini adalah proses untuk mengenali tanda-tanda awal atau kondisi tertentu, termasuk autisme, pada usia yang masih sangat muda. Proses ini melibatkan pengamatan langsung oleh tenaga medis, masukan dari orang tua, serta penggunaan alat skrining standar yang dirancang khusus untuk mendeteksi ASD. Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko atau gejala autisme sejak awal, sehingga anak dapat menerima intervensi yang lebih cepat dan tepat, yang sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka.

Pentingnya deteksi dini anak ASD

1. Memberikan Intervensi pada Waktu yang Tepat

Salah satu keuntungan utama dari deteksi dini adalah kemampuan untuk memberikan intervensi pada saat yang tepat. Anak-anak di usia dini memiliki otak yang sangat plastis, yang memungkinkan mereka beradaptasi lebih cepat terhadap stimulasi yang diberikan. Dengan mendeteksi autisme lebih awal, intervensi yang diberikan, baik dalam bentuk terapi sosial, komunikasi, atau perilaku, akan lebih efektif membantu anak berkembang sesuai dengan potensinya.

2. Mencegah Keterlambatan Penanganan

Salah satu tantangan utama dalam penanganan autisme adalah keterlambatan dalam diagnosis. Meskipun gejala autisme sering muncul sejak usia sangat dini, diagnosis sering baru dilakukan pada usia 4-5 tahun. Deteksi dini memungkinkan anak untuk segera mendapatkan terapi atau dukungan yang diperlukan, sehingga memperkecil risiko keterlambatan dalam perkembangan anak dan mengurangi kesulitan yang mungkin mereka hadapi.

3. Mengurangi Risiko Perilaku Bermasalah

Anak autis yang tidak mendapatkan penanganan atau dukungan sejak dini cenderung menghadapi tantangan perilaku yang lebih besar ketika mereka tumbuh dewasa. Intervensi yang tepat di usia dini dapat membantu anak belajar cara mengelola emosinya, beradaptasi dengan lingkungan sosialnya, dan mengurangi potensi perilaku bermasalah yang dapat muncul di kemudian hari.

4. Meningkatkan Kualitas Hidup dan Kesejahteraan Keluarga

Melalui deteksi dini , orang tua dapat mengetahui lebih lanjut kondisi awal anak mereka dan memahami kebutuhan spesifik anak. Hal ini tidak hanya membantu anak berkembang dengan lebih baik, tetapi juga membantu mengurangi kebingungan dan stres pada keluarga. Dengan mengetahui lebih awal apa yang perlu dilakukan, keluarga dapat merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk mendukung anak dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Bagaimana Melakukan Deteksi Dini Autisme?

Deteksi dini tidak hanya melibatkan alat skrining medis, tetapi juga memerlukan pengamatan aktif dari orang tua dan tenaga medis. Berikut adalah beberapa cara untuk melakukan deteksi dini autisme pada anak:

1. Mengawasi Tanda Awal Autisme

Tanda-tanda awal autisme pada anak dapat meliputi beberapa perilaku yang terlihat sejak usia sangat muda. Beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Kurangnya kontak mata dengan orang lain.
  • Keterbatasan komunikasi non-verbal , seperti tidak menunjuk atau menyesuaikan tangan.
  • Tidak menanggapi saat dipanggil namanya atau tidak menunjukkan perhatian terhadap lingkungannya.
  • Perilaku berulang , seperti melambaikan tangan atau melakukan gerakan yang tidak biasa.

2. Konsultasi dengan Tenaga Medis

Jika orang tua mengungkapkan adanya gejala autisme pada anak mereka, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah konsultasi dengan dokter anak atau spesialis perkembangan anak . Dokter akan melakukan penilaian lebih lanjut dan memberikan Arahan mengenai langkah-langkah yang perlu diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut.

3. Menggunakan Alat Skrining

Alat skrining standar dapat membantu dalam mengidentifikasi tanda-tanda awal autisme. Di Malang Autism Center (MAC) , kami menyediakan layanan deteksi dini yang dirancang untuk membantu orang tua mengenali gejala autisme pada anak mereka secara lebih akurat. Dengan menggunakan alat skrining yang tepat, anak-anak yang berisiko dapat segera mendapatkan intervensi yang diperlukan.

Daftar Pustaka

Zwaigenbaum, L., Brian, JA, & Ip, A. (2019). Deteksi dini gangguan spektrum autisme pada anak kecil. Pediatrics and Child Health (Kanada) , 24 (7), 424–432. https://doi.org/10.1093/pch/pxz119

 

Categories
Artikel ASD Edukasi MAC

Bahaya Kandungan Bisphenol (BPA) Dan Kaitannya dengan Autism Spectrum Disorser (ASD)

Bahaya BPA
Cari tahu lebih lanjut

Artikel kami

Hingga saat ini diketahui , penyebab pasti autisme masih belum jelas. Autisme menjadi salah satu ketakutan besar bagi orang tua. Bahkan, sejak masa kehamilan, banyak orang tua yang melakukan berbagai tindakan pencegahan agar anak mereka tidak terlahir dengan autisme. Peningkatan prevalensi autisme di Indonesia juga terus terjadi dari tahun ke tahun. Data pada tahun 2021 menunjukkan bahwa sekitar 2,4 juta anak di Indonesia mengalami Autism Spectrum Disorder (ASD). Beberapa penelitian mengungkapkan adanya hubungan antara paparan Bisphenol A (BPA) selama kehamilan dengan peningkatan risiko terkena ASD pada anak.

Senyawa Kimia Bisphenol A (BPA) dan Dampaknya

BPA, senyawa kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik, telah menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan terhadap kesehatan anak. BPA sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari kita, sering ditemui dalam kemasan makanan dan minuman plastik. Meskipun BPA memudahkan kehidupan sehari-hari dengan sifatnya yang praktis, namun dampak buruknya terhadap kesehatan manusia tidak dapat diabaikan.

Bahaya BPA bagi Kesehatan

Paparan Bahaya kandungan BPA dalam jumlah tinggi dapat menyebabkan sejumlah gangguan pada tubuh manusia. Berikut adalah beberapa diketahui bahaya BPA bagi kesehatan yang perlu:

  • Gangguan hormonal : BPA dapat meniru hormon estrogen dalam tubuh, yang dapat mengakibatkan gangguan hormonal dan mengganggu berbagai fungsi tubuh. Salah satu dampaknya adalah pengaruhnya terhadap sistem reproduksi dan kesehatan tulang.
  • Gangguan kesehatan reproduksi : BPA berdampak signifikan terhadap kesehatan reproduksi, misalnya dapat menurunkan jumlah sperma pada pria dan mengganggu ovulasi pada wanita, yang pada akhirnya mempengaruhi kesuburan.
  • Gangguan perkembangan janin : Pada ibu hamil, BPA dapat mengganggu perkembangan otak dan perilaku janin, yang berujung pada potensi gangguan perkembangan saraf pada anak.
  • Risiko penyakit kronis : Paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko terkena penyakit kronis, seperti diabetes, obesitas, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan prostat.

Paparan BPA dan ASD

Penelitian terbaru semakin mengungkapkan hubungan antara paparan BPA pada ibu hamil dengan peningkatan risiko gangguan spektrum autisme (ASD). Paparan BPA pada masa kehamilan diketahui dapat mengubah ekspresi gen yang berperan penting dalam perkembangan otak, seperti viabilitas saraf, pertumbuhan dan perkembangan neuron (neuritogenesis), serta kemampuan belajar dan memori. Penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat mengganggu struktur otak yang esensial untuk fungsi kognitif.

Selain itu, paparan BPA juga dapat menurunkan viabilitas saraf, dengan dampak yang lebih signifikan pada keturunan laki-laki dibandingkan perempuan. Bahaya Kandungan BPA mempengaruhi ekspresi gen yang terkait dengan ASD , terutama melalui gangguan regulasi gen tertentu yang mempengaruhi proses saraf dan kognitif. Pada akhirnya, BPA dapat mempengaruhi kemampuan belajar dan mengingat anak, yang sejalan dengan tingginya prevalensi ASD pada anak laki-laki. Keturunan laki-laki cenderung menunjukkan gangguan pembelajaran dan memori yang lebih sering dibandingkan keturunan perempuan.

Langkah Sederhana Mengurangi Penggunaan BPA

Karena Bahaya Kandungan BPA sering ditemukan dalam produk-produk sehari-hari , seperti botol plastik berlabel “PC” atau yang tidak mencantumkan label bebas BPA, lapisan dalam kaleng makanan dan minuman, struk belanja, dan air minum dalam wadah plastik yang terkena panas, penting bagi kita untuk mengurangi paparan senyawa ini. Untuk melindungi kesehatan ibu hamil dan anak-anak , ada beberapa langkah sederhana yang dapat diambil untuk mengurangi paparan BPA, antara lain:

  • Pilih produk yang berlabel “BPA-Free” atau bebas BPA.
  • Gunakan botol minuman dan wadah makanan dari kaca atau stainless steel, yang tidak mengandung BPA.
  • Hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, karena panas dapat menyebabkan BPA bocor ke dalam makanan.
  • Batasi kontak langsung dengan struk belanja dan kertas termal yang mengandung BPA.
  • Pilih produk kaleng yang menggunakan lapisan bebas BPA untuk memastikan makanan dan minuman yang lebih aman.

 

Daftar Pustaka

Thongkorn, S., Kanlayaprasit, S., Panjabud, P., Saeliw, T., Jantheang, T., Kasitipradit, K., Sarobol, S., Jindatip, D., Hu, V. W., Tencomnao, T., Kikkawa, T., Sato, T., Osumi, N., & Sarachana, T. (2021). Sex Differences In The Effects Of Prenatal Bisphenol A Exposure On Autism-Related Genes And Their Relationships With The Hippocampus Functions. Scientific Reports, 11(1), 1–19. https://doi.org/10.1038/s41598-020-80390-2

Categories
Artikel ASD Edukasi MAC Post Utama

Peran Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Autisme

 

Peran pendidikan inklusif
Peran pendidikan inklusif

Cari tau artikel lainya

Pendidikan inklusif semakin penting bagi anak-anak dengan autisme. Artikel ini akan membahas bagaimana pendidikan inklusif dapat memberikan manfaat besar bagi anak-anak dengan autisme, seperti interaksi sosial yang lebih baik, rasa percaya diri yang meningkat, dan pengembangan keterampilan hidup. Selain itu, kita juga akan membahas tantangan yang dihadapi dalam penerapan pendidikan inklusif.

Apa itu Pendidikan Inklusif?

Pendidikan inklusif adalah pendekatan di mana anak-anak dengan berbagai kebutuhan, termasuk anak dengan autisme, belajar bersama dalam kelas yang sama. Tidak ada pemisahan berdasarkan kemampuan atau kondisi. Anak-anak dengan autisme belajar dalam lingkungan umum dengan dukungan khusus yang mereka butuhkan. Dengan pendekatan ini, semua anak mendapatkan kesempatan yang setara untuk berkembang.

Pendidikan inklusif untuk anak autisme menekankan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Ini menciptakan ruang belajar yang mendukung perkembangan sosial, emosional, dan akademik mereka. Dengan kata lain, pendidikan inklusif tidak hanya bertujuan untuk mendukung anak-anak dengan autisme, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang lebih terbuka dan saling menghargai.

Manfaat Pendidikan Inklusif untuk Anak dengan Autisme

Pendidikan inklusif memberikan banyak manfaat bagi anak-anak dengan autisme. Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh:

1. Peluang Interaksi Sosial yang Lebih Baik

Anak-anak dengan autisme sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi sosial. Namun, dalam lingkungan inklusif, mereka memiliki kesempatan lebih banyak untuk belajar dari teman-teman sekelas, berpartisipasi dalam kegiatan bersama, dan mengembangkan keterampilan sosial. Hal ini sangat penting karena interaksi sosial adalah aspek yang dapat diperoleh secara lebih alami di lingkungan yang inklusif.

2. Meningkatkan Rasa Percaya Diri

Di dalam kelas inklusif, anak-anak dengan autisme merasa dihargai dan diterima oleh teman-teman mereka. Rasa diterima ini dapat meningkatkan rasa percaya diri mereka dan membantu mengurangi perasaan terisolasi yang sering kali mereka alami. Selain itu, mereka belajar untuk lebih menghargai diri sendiri dan kemampuan mereka.

3. Pendekatan Pembelajaran yang Disesuaikan

Pendidikan inklusif menggunakan metode pembelajaran yang fleksibel dan personal, disesuaikan dengan kebutuhan setiap anak. Anak dengan autisme mendapat manfaat dari pendekatan yang dirancang khusus untuk mereka, seperti bantuan visual atau rutinitas yang terstruktur. Dengan pendekatan yang lebih individual, mereka dapat belajar dengan cara yang lebih sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka.

4. Pengembangan Keterampilan Hidup

Selain keterampilan akademik, pendidikan inklusif juga berfokus pada pengembangan keterampilan hidup yang penting bagi anak-anak dengan autisme. Mereka belajar bagaimana berinteraksi secara sosial, mengelola situasi sehari-hari, dan bekerja sama dengan orang lain. Keterampilan ini akan sangat bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan sehari-hari dan di luar sekolah.

5. Masyarakat yang Lebih Inklusif

Pendidikan inklusif tidak hanya bermanfaat bagi anak-anak dengan autisme, tetapi juga bagi anak-anak tanpa autisme. Dengan belajar bersama, anak-anak tanpa autisme belajar untuk menghargai keberagaman, yang mengurangi stigma dan diskriminasi terhadap individu dengan autisme. Oleh karena itu, pendidikan inklusif juga menciptakan masyarakat yang lebih terbuka dan saling menerima.

Tantangan dalam Penerapan Pendidikan Inklusif

Namun, meskipun pendidikan inklusif membawa banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan dalam penerapannya. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi:

1. Pelatihan Guru

Salah satu tantangan terbesar dalam pendidikan inklusif adalah memastikan bahwa guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk mendukung kebutuhan anak-anak dengan autisme. Oleh karena itu, guru membutuhkan pelatihan khusus agar dapat mengelola kelas inklusif dengan efektif dan memberikan dukungan yang sesuai untuk setiap anak.

2. Penyesuaian Kurikulum

Menyesuaikan kurikulum agar sesuai dengan semua siswa bisa menjadi tantangan besar. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa agar memungkinkan anak dengan autisme belajar sesuai dengan kemampuan mereka, sambil tetap terlibat dalam kegiatan kelas yang lebih umum. Hal ini sering kali membutuhkan penyesuaian dalam metode pengajaran dan penggunaan alat bantu pembelajaran yang tepat.

3. Manajemen Kelas yang Kompleks

Pengelolaan kelas yang efektif sangat penting dalam lingkungan inklusif. Guru harus mampu menyeimbangkan berbagai kebutuhan siswa dengan autisme dan siswa tanpa autisme. Ini membutuhkan keterampilan dalam mengelola dinamika kelas yang kompleks dan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan perhatian yang sesuai dengan kebutuhannya.

Referensi

Schuelka, M. J., & Lapham, K. (2019). Comparative and International Inclusive Education: Trends, Dilemmas, and Future Directions. In C. C. Wolhuter (Ed.), Annual Review of Comparative and International Education 2018 (Vol. 37). Emerald Publishing. 

Mkwizu, K. H., & Bordoloi, R. (2024). Augmented reality for inclusive growth in education: The challenges. Asian Association of Open Universities Journal.

Categories
Artikel ASD Blog Edukasi MAC

Konsultasi Profesional bagi Orang Tua ASD

 

Pentingnya Konsultasi Profesional Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme
Anak dengan Gangguan Spektrum Autisme

Mendidik dan merawat anak adalah tanggung jawab yang penuh tantangan, terutama jika anak tersebut menderita Autism Spectrum Disorder (ASD). Anak penderita ASD menghadapi berbagai tantangan unik, mulai dari kesulitan dalam komunikasi, interaksi sosial, hingga perilaku berulang. Konsultasi profesional memainkan peran penting dalam membantu orang tua memahami dan mendukung perkembangan anak dengan ASD secara optimal. Cari tau di web kami

  1. Pentingnya memahami Kebutuhan Spesifik Anak dengan ASD

ASD merupakan spektrum luas dengan kebutuhan yang bervariasi pada setiap anak. Konsultasi dengan profesional, seperti psikolog anak atau terapis okupasi, sangat membantu orang tua dalam memahami kondisi spesifik anak mereka. Misalnya, beberapa anak mungkin memerlukan bantuan dalam komunikasi, sementara yang lain mungkin memerlukan dukungan pada perilaku sensorik. Dengan bimbingan profesional, orang tua dapat mengetahui cara terbaik untuk mendukung anaknya sesuai dengan kebutuhan individu mereka.

  1. Menjelaskan Strategi Intervensi yang Tepat

Konsultasi profesional juga membantu orang tua dalam mengembangkan strategi intervensi yang efektif, seperti terapi perilaku, terapi wicara, atau terapi okupasi. Seorang terapis dapat membantu mengidentifikasi perilaku yang perlu dikembangkan atau diperbaiki, serta memberikan teknik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk mendukung perkembangan anak dengan ASD.

  1. Dukungan Emosional bagi Orang Tua

Merawat anak dengan ASD sering kali menjadi tantangan emosional yang berat. Konsultasi dengan psikolog atau konselor keluarga dapat memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Selain itu, orang tua akan diberikan strategi yang membantu mereka mengelola stres dan menjaga keseimbangan emosional dalam menghadapi tuntutan yang berbeda dengan orang tua lainnya. 

  1. Meningkatkan Komunikasi dan Interaksi Sosial Anak

Kekeliruan dalam berkomunikasi dan interaksi sosial adalah tantangan utama bagi anak penderita ASD. Terapis wicara atau sosial dapat bekerja sama dengan orang tua untuk mengembangkan keterampilan komunikasi anak. Mereka juga dapat memberikan saran tentang penggunaan alat bantu komunikasi dan teknik pengajaran yang tepat untuk membantu anak lebih mudah berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

  1. Menyusun Rencana Pendidikan yang Sesuai

Anak dengan ASD sering kali membutuhkan penyesuaian dalam pendidikan. Konsultasi dengan profesional pendidikan, seperti guru pendidikan khusus atau psikolog pendidikan, membantu orang tua menyusun Rencana Pendidikan Individual (RPI) atau Individualized Education Plan (IEP). RPI ini akan disesuaikan dengan kebutuhan spesifik anak dan memastikan mereka mendapatkan dukungan yang tepat di lingkungan sekolah.

  1. Mengakses Sumber Daya yang Tersedia

Banyak sumber daya yang tersedia untuk anak penderita ASD, seperti program terapi, layanan intervensi dini, atau kelompok dukungan. Melalui konsultasi profesional, orang tua akan diarahkan ke sumber daya yang tepat untuk mendukung perkembangan anak mereka. Informasi ini bisa mencakup layanan terapi tambahan hingga organisasi yang fokus pada dukungan anak dengan ASD.

  1. Memberdayakan Orang Tua sebagai Caregiver Utama

Konsultasi profesional juga memberdayakan orang tua sebagai caregiver utama anak dengan ASD. Orang tua dapat menerima pelatihan dan alat yang diperlukan untuk mendukung anak di berbagai aspek kehidupan. Dengan bimbingan profesional, orang tua akan merasa lebih percaya diri dalam merawat anak dan siap menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di masa depan.

 

Konsultasi dengan profesional sangat penting bagi orang tua anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Melalui konsultasi, orang tua dapat lebih memahami kebutuhan anak, mengembangkan strategi intervensi yang tepat, serta mendapatkan dukungan emosional yang diperlukan. Dengan bantuan profesional, orang tua dapat memberikan dukungan terbaik bagi perkembangan anak mereka dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan optimal anak dengan ASD.

 

Referensi

Terluka, L., Langley, K., Utara, K., Selatan, A., Copeland, L., Gillard, J., & Williams, S. (2019). Memahami dan meningkatkan jalur perawatan untuk anak-anak autis. Jurnal Internasional Penjaminan Mutu Perawatan Kesehatan , 32 (2), 95-105.

Categories
Artikel ASD Post Utama

Tips Menangani Anak Autism

Autism spectrum disorder (ASD) atau kita kenal dengan sebutan autis adalah kondisi terganggunya sel saraf dalam diri seseorang yang menyebabkan penyandangnya mengalami permasalahan seputar motorik dan sensorik. Deteksi pada autism sangat penting kita lakukan sedini mungkin agar kita dapat menangani anak autism secara tepat.

Deteksi pada anak autism dapat dilakukan ketika mereka masih dalam usia balita. Seiring bertambahnya usia, ciri-ciri yang ada pada anak autism makin tampak jelas. Dengan perkembangannya yang lambat dan tidak seperti perkembangan orang pada umumnya, maka orang tua tentu harus menangani anak autism dengan cara yang berbeda pula.

 

Bagaimana cara menangani anak autism di rumah?

  1. Siapkan ruang sensorik di rumah

Perasaan sensitif yang berlebihan atau hipersensitif biasa dialami oleh anak autism. Mereka cenderung lebih peka terhadap rangsangan seperti suara, tekstur, bau, hingga cahaya. Oleh sebab itu, orang tua perlu mencari tahu sesuatu yang membuat anak menjadi tenang dan menenagkan.

  • Sediakan ruangan yang hening dan nyaman

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa anak autism lebih sensitif terhadap rangsangan, termasuk suara, maka tingkat kebisingan juga perlu kita pertimbangkan dalam menangani anak autism. Apabila tinggal di daerah yang ramai, akan lebih baik membuat ruangan yang kedap suara.

  • Buat jadwal rutin untuk anak

Kita bisa membuat jadwal rutin yang harus mereka lakukan, misalnya makan jam sekian, mandi jam sekian, dan lain sebagainya. Cara ini akan membantu anak autism untuk merasa lebih nyaman.

  • Ajarkan anak mengungkapkan emosi melalui benda yang nyata

Anak dengan gangguan autism umumnya tidak mengenal sesuatu yang abstrak seperti rasa senang, marah, sedih, dan lain sebagainya. Orang tua bisa mencoba mengenalkan emosi pada anak melalui warna. Saat anak marah, kenalkan pada satu warna, begitu juga ketika anak sedang merasa senang. Latihan ini perlahan akan membuat anak autism dapat mengekspresikan emosi yang sedang mereka rasakan.

  • Hindari komunikasi dengan kalimat yang terlalu panjang

Anak dengan gangguan autism memiliki daya ingat yang tidak begitu kuat. Ketika kita berbicara dengan kalimat yang terlalu panjang, mereka akan kesulitan mengingat apa yang kita sampaikan.

Itulah beberapa tips menangani anak autism yang bisa kita lakukan di rumah. Boleh coba diterapkan, ya. Sampai jumpa di tips-tips selanjutnya!

https://www.thefca.co.uk/fostering-autistic-children/
https://www.slbautisma-yppabukittinggi.sch.id/berita/detail/980353/5-cara-menangani-dan-mendidik-anak-autis/
Categories
Artikel ASD

Deteksi Dini pada Autism

Deteksi autism sangat penting untuk dilakukan sejak dini. Sebagaimana kita tahu, autism merupakan gangguan pada sel saraf di mana gangguan itu bisa menjadi hambatan bagi perkembangan sensorik dan motorik seseorang. Autism bukan sebuah penyakit yang dapat disembuhkan. Kondisi ini perlu penanganan berupa terapi yang sesuai agar penyandangnya bisa melakukan aktivitas-aktivitas dasar dalam kesehariannya.

Autism mengalami perkembangan yang berbeda dari orang pada umumnya dan perlu penanganan sesegera mungkin. Deteksi dini terhadap autism bisa membantu keluarga penyandang untuk mengenali kondisi tersebut serta memberikan perawatan yang tepat. Untuk melakukan deteksi kita bisa mengamati ciri-ciri autism secara umum. Nah, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendeteksi autism sejak dini? Yuk, kita bahas bersama!

1.     Bayi atau balita tidak merespons saat dipanggil namanya

Saat menginjak usia enam atau tujuh bulan, bayi umumnya sudah mampu merespons saat ada seseorang yang memanggil namanya. Mereka bisa merespons dengan suara, gerakan mata, atau gerak bibir. Mereka juga mulai responsif terhadap suara-suara lainnya. Apabila dalam usia tersebut bayi belum mampu merespons panggilan, kita perlu waspada dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau yang ahli di bidangnya.

2.     Mengalami keterlambatan bicara

Deteksi dini pada anak autism juga bisa dilakukan dengan mengamati perkembangan kemampuan anak. Keterlambatan bicara dapat mengindikasi dua hal. Pertama adalah perkembangan anak kurang baik. Kedua adalah terdapat kemungkinan anak mengalami autism. Pemeriksaan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang pasti.

3.     Anak selalu menghindari kontak mata

Menginjak usia empat bulan, bayi biasanya sudah mulai mengenali objek-objek sekelilingnya. Umumnya bayi akan mengikuti arah gerak benda yang terlihat menarik. Apabila diajak bicara, biasanya fokus bayi beralih pada orang yang mengajak bicara tersebut. Namun, pada kasus autism, bayi umumnya tidak bisa fokus menatap lawan bicara dalam waktu yang sedikit lama. Perhatian mereka segera teralihkan pada hal-hal lain, bukan pada orang yang mengajak bicara.

4.     Suka melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya

Contohnya anak suka menggigit atau mencubit tangan, bahkan yang lebih parah anak bisa membenturkan kepala sendiri. Apabila melihat hal ini, sebaiknya kita segera memeriksakan anak.

5.     Perubahan mood yang sangat singkat

Ciri lain yang mudah dikenali adalah perubahan mood pada anak. Detik ini mereka menangis, detik berikutnya tertawa tanpa sebab. Ini juga merupakan indikasi adanya gangguan pada diri anak.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan mandiri untuk mendeteksi autism sejak dini pada anak. Gejala-gejala di atas adalah gejala yang bisa dialami atau dilakukan oleh anak autism, tetapi bukan berarti hanya akan dilakukan oleh anak autism. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan kondisi anak pada dokter atau psikiater untuk mengetahui kondisi pasti anak kita sehingga tidak salah dalam menanganinya.

Bagi kalian yang punya pengalaman soal deteksi dini anak autism boleh share pengalamannya di komentar, ya! Sampai jumpa.

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/saraf-anak/gejala-ciri-ciri-anak-autis-autisme/
https://www.herminahospitals.com/id/articles/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-sejak-dini.html
Categories
Artikel ASD

Apa Itu Autism?

Pernahkah teman-teman mendengar kata autis atau autism? Sebenarnya apa itu autism? Nah, daripada bingung atau salah pengertian, mari kita bahas bersama!

Autism spectrum disorder (ASD) atau autism adalah salah satu bentuk gangguan pada perkembangan neuron atau sel saraf. Gangguan ini menyebabkan perkembangan seseorang lebih lambat atau tertinggal dari orang-orang pada umumnya. Autism juga bisa dipahami sebagai kondisi adanya gangguan fungsi otak secara menyeluruh yang bisa mengakibatkan terjadinya hambatan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku.

Kemampuan yang dimiliki oleh penyandang autism tentu berbeda dengan orang pada umumnya. Namun, hal ini bukan berarti mereka tidak memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan. Meskipun memiliki keterbatasan, penyandang autism tetap memiliki kemampuan untuk berkarya.

Ciri-Ciri Penyandang Autism

  1. Mengalami masalah komunikasi

Dalam hal komunikasi, mereka terbilang lambat atau bahkan tidak ada perkembangan. Mereka tidak bisa bicara atau hanya mampu mengucapkan kosakata dengan kuantitas yang sangat minim. Terkadang mereka menyebutkan satu kata abstrak secara berulang.

  • Kesulitan berinteraksi dengan orang lain, termasuk orang terdekat

Dalam hal interaksi, mereka cenderung suka menyendiri. Mereka tidak tertarik untuk bermain atau bersosialisasi dengan orang lain, termasuk orang terdekatnya. Mereka seolah memiliki dunia sendiri yang berbeda dengan dunia orang-orang pada umumnya.

  • Mengalami gangguan sensorik, misalnya takut atau terganggu oleh kebisingan

Terkadang mereka akan berteriak marah atau ketakutan apabila mendengar suara yang keras atau berisik. Ini terjadi karena mereka mengalami gangguan sensorik. Selain suara, mereka juga sensitif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sensorik.

  • Kadang hiperaktif, kadang sebaliknya

Perilaku mereka juga sangat sulit untuk ditebak. Adakalanya mereka menyendiri dan sangat pendiam. Adakalanya mereka sangat hiperaktif. Biasanya mereka yang hiperaktif cukup sulit untuk ditenangkan.

  • Mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi

Saat dalam keadaan emosi, ada beberapa kondisi yang ditampakkan oleh mereka. Ada yang menangis, berteriak, menyerang, atau bahkan melukai diri sendiri. Oleh sebab itu, sangat penting dilakukan pendampingan dan terapi agar mereka lebih mampu mengontrol emosi.

Autism bukan sebuah penyakit, tetapi merupakan gangguan. Artinya, kondisi ini tidak dapat kita obati, tetapi kita bisa melakukan terapi untuk pengendalian atau pengarahan. Kondisi ini belum diketahui penyebabnya secara pasti serta tidak dapat disembuhkan. Satu-satunya cara atau penanganan yang dapat kita lakukan adalah mewadahi dan mengarahkan perilakunya.