Malang Autism Center

Categories
Artikel ASD Post Utama

Tips Menangani Anak Autism

Autism spectrum disorder (ASD) atau kita kenal dengan sebutan autis adalah kondisi terganggunya sel saraf dalam diri seseorang yang menyebabkan penyandangnya mengalami permasalahan seputar motorik dan sensorik. Deteksi pada autism sangat penting kita lakukan sedini mungkin agar kita dapat menangani anak autism secara tepat.

Deteksi pada anak autism dapat dilakukan ketika mereka masih dalam usia balita. Seiring bertambahnya usia, ciri-ciri yang ada pada anak autism makin tampak jelas. Dengan perkembangannya yang lambat dan tidak seperti perkembangan orang pada umumnya, maka orang tua tentu harus menangani anak autism dengan cara yang berbeda pula.

 

Bagaimana cara menangani anak autism di rumah?

  1. Siapkan ruang sensorik di rumah

Perasaan sensitif yang berlebihan atau hipersensitif biasa dialami oleh anak autism. Mereka cenderung lebih peka terhadap rangsangan seperti suara, tekstur, bau, hingga cahaya. Oleh sebab itu, orang tua perlu mencari tahu sesuatu yang membuat anak menjadi tenang dan menenagkan.

  • Sediakan ruangan yang hening dan nyaman

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa anak autism lebih sensitif terhadap rangsangan, termasuk suara, maka tingkat kebisingan juga perlu kita pertimbangkan dalam menangani anak autism. Apabila tinggal di daerah yang ramai, akan lebih baik membuat ruangan yang kedap suara.

  • Buat jadwal rutin untuk anak

Kita bisa membuat jadwal rutin yang harus mereka lakukan, misalnya makan jam sekian, mandi jam sekian, dan lain sebagainya. Cara ini akan membantu anak autism untuk merasa lebih nyaman.

  • Ajarkan anak mengungkapkan emosi melalui benda yang nyata

Anak dengan gangguan autism umumnya tidak mengenal sesuatu yang abstrak seperti rasa senang, marah, sedih, dan lain sebagainya. Orang tua bisa mencoba mengenalkan emosi pada anak melalui warna. Saat anak marah, kenalkan pada satu warna, begitu juga ketika anak sedang merasa senang. Latihan ini perlahan akan membuat anak autism dapat mengekspresikan emosi yang sedang mereka rasakan.

  • Hindari komunikasi dengan kalimat yang terlalu panjang

Anak dengan gangguan autism memiliki daya ingat yang tidak begitu kuat. Ketika kita berbicara dengan kalimat yang terlalu panjang, mereka akan kesulitan mengingat apa yang kita sampaikan.

Itulah beberapa tips menangani anak autism yang bisa kita lakukan di rumah. Boleh coba diterapkan, ya. Sampai jumpa di tips-tips selanjutnya!

https://www.thefca.co.uk/fostering-autistic-children/
https://www.slbautisma-yppabukittinggi.sch.id/berita/detail/980353/5-cara-menangani-dan-mendidik-anak-autis/
Categories
Artikel ASD

Deteksi Dini pada Autism

Deteksi autism sangat penting untuk dilakukan sejak dini. Sebagaimana kita tahu, autism merupakan gangguan pada sel saraf di mana gangguan itu bisa menjadi hambatan bagi perkembangan sensorik dan motorik seseorang. Autism bukan sebuah penyakit yang dapat disembuhkan. Kondisi ini perlu penanganan berupa terapi yang sesuai agar penyandangnya bisa melakukan aktivitas-aktivitas dasar dalam kesehariannya.

Autism mengalami perkembangan yang berbeda dari orang pada umumnya dan perlu penanganan sesegera mungkin. Deteksi dini terhadap autism bisa membantu keluarga penyandang untuk mengenali kondisi tersebut serta memberikan perawatan yang tepat. Untuk melakukan deteksi kita bisa mengamati ciri-ciri autism secara umum. Nah, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mendeteksi autism sejak dini? Yuk, kita bahas bersama!

1.     Bayi atau balita tidak merespons saat dipanggil namanya

Saat menginjak usia enam atau tujuh bulan, bayi umumnya sudah mampu merespons saat ada seseorang yang memanggil namanya. Mereka bisa merespons dengan suara, gerakan mata, atau gerak bibir. Mereka juga mulai responsif terhadap suara-suara lainnya. Apabila dalam usia tersebut bayi belum mampu merespons panggilan, kita perlu waspada dan sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter atau yang ahli di bidangnya.

2.     Mengalami keterlambatan bicara

Deteksi dini pada anak autism juga bisa dilakukan dengan mengamati perkembangan kemampuan anak. Keterlambatan bicara dapat mengindikasi dua hal. Pertama adalah perkembangan anak kurang baik. Kedua adalah terdapat kemungkinan anak mengalami autism. Pemeriksaan sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang pasti.

3.     Anak selalu menghindari kontak mata

Menginjak usia empat bulan, bayi biasanya sudah mulai mengenali objek-objek sekelilingnya. Umumnya bayi akan mengikuti arah gerak benda yang terlihat menarik. Apabila diajak bicara, biasanya fokus bayi beralih pada orang yang mengajak bicara tersebut. Namun, pada kasus autism, bayi umumnya tidak bisa fokus menatap lawan bicara dalam waktu yang sedikit lama. Perhatian mereka segera teralihkan pada hal-hal lain, bukan pada orang yang mengajak bicara.

4.     Suka melakukan sesuatu yang menyakiti dirinya

Contohnya anak suka menggigit atau mencubit tangan, bahkan yang lebih parah anak bisa membenturkan kepala sendiri. Apabila melihat hal ini, sebaiknya kita segera memeriksakan anak.

5.     Perubahan mood yang sangat singkat

Ciri lain yang mudah dikenali adalah perubahan mood pada anak. Detik ini mereka menangis, detik berikutnya tertawa tanpa sebab. Ini juga merupakan indikasi adanya gangguan pada diri anak.

Itulah beberapa cara yang bisa kita lakukan mandiri untuk mendeteksi autism sejak dini pada anak. Gejala-gejala di atas adalah gejala yang bisa dialami atau dilakukan oleh anak autism, tetapi bukan berarti hanya akan dilakukan oleh anak autism. Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan kondisi anak pada dokter atau psikiater untuk mengetahui kondisi pasti anak kita sehingga tidak salah dalam menanganinya.

Bagi kalian yang punya pengalaman soal deteksi dini anak autism boleh share pengalamannya di komentar, ya! Sampai jumpa.

https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/saraf-anak/gejala-ciri-ciri-anak-autis-autisme/
https://www.herminahospitals.com/id/articles/mengenali-ciri-ciri-anak-autis-sejak-dini.html
Categories
Artikel ASD

Apa Itu Autism?

Pernahkah teman-teman mendengar kata autis atau autism? Sebenarnya apa itu autism? Nah, daripada bingung atau salah pengertian, mari kita bahas bersama!

Autism spectrum disorder (ASD) atau autism adalah salah satu bentuk gangguan pada perkembangan neuron atau sel saraf. Gangguan ini menyebabkan perkembangan seseorang lebih lambat atau tertinggal dari orang-orang pada umumnya. Autism juga bisa dipahami sebagai kondisi adanya gangguan fungsi otak secara menyeluruh yang bisa mengakibatkan terjadinya hambatan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku.

Kemampuan yang dimiliki oleh penyandang autism tentu berbeda dengan orang pada umumnya. Namun, hal ini bukan berarti mereka tidak memiliki kemampuan yang bisa dikembangkan. Meskipun memiliki keterbatasan, penyandang autism tetap memiliki kemampuan untuk berkarya.

Ciri-Ciri Penyandang Autism

  1. Mengalami masalah komunikasi

Dalam hal komunikasi, mereka terbilang lambat atau bahkan tidak ada perkembangan. Mereka tidak bisa bicara atau hanya mampu mengucapkan kosakata dengan kuantitas yang sangat minim. Terkadang mereka menyebutkan satu kata abstrak secara berulang.

  • Kesulitan berinteraksi dengan orang lain, termasuk orang terdekat

Dalam hal interaksi, mereka cenderung suka menyendiri. Mereka tidak tertarik untuk bermain atau bersosialisasi dengan orang lain, termasuk orang terdekatnya. Mereka seolah memiliki dunia sendiri yang berbeda dengan dunia orang-orang pada umumnya.

  • Mengalami gangguan sensorik, misalnya takut atau terganggu oleh kebisingan

Terkadang mereka akan berteriak marah atau ketakutan apabila mendengar suara yang keras atau berisik. Ini terjadi karena mereka mengalami gangguan sensorik. Selain suara, mereka juga sensitif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan sensorik.

  • Kadang hiperaktif, kadang sebaliknya

Perilaku mereka juga sangat sulit untuk ditebak. Adakalanya mereka menyendiri dan sangat pendiam. Adakalanya mereka sangat hiperaktif. Biasanya mereka yang hiperaktif cukup sulit untuk ditenangkan.

  • Mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi

Saat dalam keadaan emosi, ada beberapa kondisi yang ditampakkan oleh mereka. Ada yang menangis, berteriak, menyerang, atau bahkan melukai diri sendiri. Oleh sebab itu, sangat penting dilakukan pendampingan dan terapi agar mereka lebih mampu mengontrol emosi.

Autism bukan sebuah penyakit, tetapi merupakan gangguan. Artinya, kondisi ini tidak dapat kita obati, tetapi kita bisa melakukan terapi untuk pengendalian atau pengarahan. Kondisi ini belum diketahui penyebabnya secara pasti serta tidak dapat disembuhkan. Satu-satunya cara atau penanganan yang dapat kita lakukan adalah mewadahi dan mengarahkan perilakunya.