Malang Autism Center

Categories
Artikel ASD

Pentingnya Terapi Integrasi Sensori untuk Anak dengan Autisme

Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) sering kali mengalami kesulitan dalam memproses rangsangan dari lingkungan sekitar. Mereka bisa menjadi sangat sensitif terhadap suara, cahaya, atau sentuhan, atau justru kurang responsif terhadap rangsangan tersebut. Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan melakukan aktivitas sehari-hari. Salah satu pendekatan yang terbukti efektif dalam membantu anak dengan ASD mengatasi tantangan ini adalah Terapi Integrasi Sensori (Sensory Integration Occupational Therapy/SI-OT).

Apa Itu Terapi Integrasi Sensori?

Terapi integrasi sensori adalah metode yang dirancang untuk membantu anak ASD agar lebih mampu mengolah dan merespons berbagai rangsangan sensorik. Terapi ini dilakukan melalui berbagai aktivitas yang bertujuan untuk menstimulasi sistem sensorik anak, seperti, Permainan dengan ayunan atau trampolin untuk melatih keseimbangan dan koordinasi, Eksplorasi tekstur berbeda melalui pasir, tanah liat, atau udara untuk meningkatkan respon terhadap sentuhan dan Kegiatan seperti berlari atau melompat untuk membantu regulasi sensorik dan meningkatkan kesadaran tubuh.

Mengapa Terapi Ini Penting untuk Anak Autisme?

Gangguan pengiriman sensorik pada anak ASD dapat menyebabkan berbagai tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa terapi yang tepat, anak mungkin mengalami kesulitan dalam belajar, bersosialisasi, bahkan dalam aktivitas sederhana seperti berpakaian atau makan.

Beberapa manfaat utama terapi integrasi sensori antara lain:

  • Membantu Anak Lebih Tenang dan Fokus

Anak ASD yang terlalu sensitif terhadap suara atau sentuhan sering kali merasa transmisi dan mudah tantrum. Dengan terapi sensori, mereka bisa belajar mengatur reaksi terhadap rangsangan, sehingga lebih tenang dan mudah berkonsentrasi.

  • Meningkatkan Keterampilan Sosial

Banyak anak autis yang mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan orang lain karena mereka tidak nyaman dengan sentuhan atau suara di sekitarnya. Terapi ini membantu mereka menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, sehingga lebih mudah berinteraksi dan bermain dengan teman sebaya.

  • Meningkatkan Kemandirian dalam Aktivitas Sehari-hari

Anak dengan gangguan sensorik sering kali mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti memakai pakaian dengan tekstur tertentu atau menyikat gigi. Dengan terapi ini, mereka bisa belajar beradaptasi dan lebih mandiri dalam menjalani rutinitasnya.

Terapi integrasi sensori bukan hanya sekedar sesi bermain, tetapi merupakan pendekatan ilmiah yang membantu anak dengan ASD untuk memahami dan merespons dunia di sekitar mereka dengan lebih baik. Dengan stimulasi yang tepat, anak dapat berkembang lebih optimal, lebih nyaman dalam lingkungan sosial, dan lebih mandiri dalam aktivitas sehari-hari.

Jika Anda merasa anak mengalami kesulitan dalam merespons lingkungan atau menunjukkan tanda-tanda gangguan pemrosesan sensorik, segera konsultasikan dengan ahli untuk mengetahui apakah terapi ini cocok untuknya.

Referensi

Raditha, C., Handryastuti, S., Pusponegoro, HD, & Mangunatmadja, I. (2023). Pengaruh perilaku positif intervensi integrasi sensori pada anak usia dini dengan gangguan spektrum autisme . Pediatric Research, 93(7), 1667–1671.

Categories
Artikel ASD

Autisme pada Anak Perempuan Sering Terlambat Diketahui

Sebagai orang tua, tentu kita ingin memahami dan mendukung perkembangan anak sebaik mungkin. Namun, tahukah Anda bahwa autisme pada anak perempuan sering kali tidak terdeteksi sejak dini? Hal ini bukan karena gejalanya tidak ada, tetapi karena cara anak perempuan menunjukkan autisme sering berbeda dari anak laki-laki.

Autisme pada Anak Perempuan Bisa Tampak Berbeda

Ketika mendengar kata autisme, kebanyakan orang membayangkan anak yang kesulitan berkomunikasi, menghindari kontak mata, atau terlalu fokus pada satu hal tertentu. Namun, tanda-tanda ini lebih sering terlihat pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan.

Anak perempuan dengan autisme cenderung lebih pandai meniru perilaku teman-temannya, sehingga terlihat seperti anak biasa. Mereka mungkin bisa berbicara dengan baik, bermain dengan teman, dan mengikuti aturan di sekolah. Namun, di dalam hati, mereka sering merasa lelah karena harus berusaha keras menyesuaikan diri agar tampak seperti anak lainnya.

Mengapa Autisme pada Anak Perempuan Sering Terlambat Diketahui?

  1. Lebih Pandai Menyesuaikan Diri
    Anak perempuan biasanya lebih banyak mengamati orang lain dan mencoba meniru cara berbicara atau berperilaku. Hal ini membuat kesulitan mereka dalam bersosialisasi tidak terlihat jelas.
  2. Tidak Terlalu Aktif atau Mengganggu
    Anak laki-laki dengan autisme sering menunjukkan perilaku yang lebih mencolok, seperti hiperaktif atau sulit diatur. Sementara itu, anak perempuan dengan autisme cenderung pendiam dan mengikuti aturan, sehingga guru atau orang tua tidak melihat ada masalah.
  3. Sering Salah Didiagnosis
    Karena tidak menunjukkan tanda-tanda autisme yang jelas, anak perempuan sering didiagnosis dengan kondisi lain, seperti pemalu berlebihan, cemas, atau bahkan gangguan kepribadian.

Dampak Jika Autisme Terlambat Diketahui

Jika autisme pada anak perempuan tidak dikenali sejak dini, mereka bisa mengalami berbagai kesulitan, seperti:

Kesulitan memahami hubungan sosial, yang membuat mereka merasa kesepian atau sering salah paham dalam pergaulan.

Mudah merasa cemas dan stres, karena terus-menerus berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Rentan menjadi korban perundungan (bullying) karena sering tidak memahami maksud tersembunyi dari orang lain.

Bagaimana Orang Tua Bisa Membantu?

Jika Anda merasa anak Anda menunjukkan tanda-tanda kesulitan dalam bersosialisasi atau sering merasa kelelahan setelah berinteraksi dengan teman-temannya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis anak.

Beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mendukung anak perempuan dengan autisme, antara lain:

Mengamati kebiasaan anak, Perhatikan apakah anak terlihat kesulitan dalam pergaulan atau lebih suka bermain sendiri.

Memberikan lingkungan yang nyaman, Jangan memaksa anak untuk menjadi seperti teman-temannya, tetapi bantu mereka menemukan cara berkomunikasi yang nyaman.

Membantu anak mengenali emosinya, Anak perempuan dengan autisme sering mengalami kecemasan, jadi ajarkan mereka cara mengungkapkan perasaan dengan tenang.

Mencari komunitas pendukung, Bertemu dengan orang tua lain yang memiliki anak dengan kondisi serupa bisa membantu Anda mendapatkan informasi dan dukungan yang dibutuhkan.

Autisme pada anak perempuan sering kali tidak dikenali karena mereka lebih pandai menyesuaikan diri. Namun, jika tidak terdeteksi sejak dini, mereka bisa menghadapi berbagai kesulitan di kemudian hari. Sebagai orang tua, penting bagi kita untuk memahami perbedaan ini dan memberikan dukungan terbaik agar anak bisa tumbuh dengan bahagia dan percaya diri.

Referensi

Bargiela, S., Steward, R., & Mandy, W. (2016). The experiences of late-diagnosed women with autism spectrum conditions: An investigation of the female autism phenotype. Journal of Autism and Developmental Disorders, 46(10), 3281–3294.

Buka WhatsApp
Klik Untuk Ke Wa
Halo! Apa yang bisa saya bantu