Malang Autism Center

Categories
event_reguler

Hadirkan Acara Mari Bicara untuk Dukung Orang Tua Anak Autisme

MAC kembali menunjukkan komitmennya sebagai lembaga penyedia layanan terapi perilaku bagi individu yang mengalami Autism Spectrum Disorder . Sebagai bagian dari upaya terus-menerus mendukung perkembangan anak-anak dengan autisme, MAC meluncurkan acara “Mari Bicara”. Acara ini dirancang untuk memberikan ruang bagi orang tua, terapis, dan berbagai pihak yang peduli terhadap autisme dunia untuk berbagi pengalaman, dan saling menguatkan. Acara ini juga sebagai bentuk saling Dukung Orang Tua Anak Autisme. 

“Mari Bicara” bertujuan sebagai wadah bagi keluarga yang memiliki anak autis, serta memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana cara terbaik dalam mendukung perkembangan anak-anak mereka. Di tengah tantangan yang dihadapi orang tua, acara ini diharapkan bisa menjadi sumber inspirasi dan informasi yang bermanfaat.

Pelaksanaan dan Isi Acara Mari Bicara Untuk Dukung Orang Tua Anak Autisme

Acara “Mari Bicara” ini akan dipandu langsung oleh Bapak Cahyadi, selaku Founder Malang Autism Center. Pak Cahyadi yang juga merupakan seorang ahli dalam bidang terapi perilaku bagi anak-anak penyandang autisme. Sebagai narasumber utama, beliau akan berbagi pengalaman dan pengetahuan seputar dunia autisme. Selain itu, beliau juga akan memberikan panduan praktis dalam mendukung perkembangan anak dengan ASD.

Acara ini akan dilaksanakan secara rutin setiap bulan, dengan harapan dapat menjadi wadah yang konsisten bagi orang tua untuk bertukar cerita, memperoleh pengetahuan baru, dan memperluas perspektif mereka dalam mendukung anak-anak mereka. Selain itu, acara ini juga akan menjadi platform bagi para terapis dan pendidik untuk berbagi pengalaman dan memberikan dukungan profesional.

Penting untuk dicatat bahwa acara ini hanya dapat diakses oleh anggota komunitas MAC yang terdaftar. Akses ke informasi dan pembaruan acara juga akan disampaikan melalui grup WhatsApp khusus anggota. Dengan demikian, MAC berharap komunitas yang terbentuk dapat lebih erat, dan setiap peserta dapat terus mendapatkan informasi yang relevan dan terupdate terkait dunia autisme.

Acara ini dilaksanakan setiap bulan untuk meningkatkan wawasan orang tua anak autis. Diharapkan acara ini mempererat hubungan komunitas dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi perkembangan anak. MAC berharap “Mari Bicara” memberi dampak positif dalam mengasuh anak autis dan memperkuat solidaritas antara orang tua dan profesional.

Untuk bergabung dengan komunitas dan mendapatkan dukungan lebih, klik link berikut dan masuk ke grup kami! https://chat.whatsapp.com/IRKYRJ4zou6CUCFAUCB7Mr

 

Categories
Artikel ASD

Membangun Inklusi Di Sekolah

            Inklusi adalah filosofi yang menyatakan bahwa ruang kelas dan ruang bermasyarakat tidak lengkap tanpa mengikutsertakan anak-anak dengan kebutuhan khusus. Inklusi merupakan sebuah pola pikir bagaimana memberi kesempatan kepada semua anak, salah satunya adalah dengan belajar dikelas yang sama. Sama seperti anak-anak lainnya, anak dengan kebutuhan khusus juga berhak menerima Pendidikan yang layak. Oleh karena itu, penting untuk membangun inklusi di sekolah.

Memahami Perbedaan Autis dengan Kebutuhan Khusus Lainnya

Autism Spectrum Disorder (ASD) dari kata Auto, yang berarti sendiri. ASD sering diartikan sebagai seorang anak yang hidup dalam dunianya sendiri. Autisme merupakan sebuah hambatan perkembangan yang dialami seseorang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dimana penyandangnya memiliki ciri khusus utama yaitu hambatan interaksi, komunikasi dan perilaku. Berbeda dari bentuk kebutuhan khusus lain yang sering diklasifikasikan berdasarkan berat atau ringan, autisme diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang dipayungi dengan istilah spektrum. Masing-masing spektrum memiliki karakteristik yang unik. Spektrum dari autisme yaitu gangguan autistik atau autisme, anak-anak disintegratif masa kanak-kanak, sindrom asperger, sindrom rett, gangguan perkembangan pervasif-tidak-lainnya yang ditentukan (PDD-NOS)

Dukungan dan Kebijakan Pemerintah

Sekolah merupakan tempat yang penting bagi anak-anak untuk belajar, tumbuh dan bersosialisasi. Namun, bagi anak autis, pengalaman di sekolah dapat menjadi tantangan tersendiri. Sehingga, membangun lingkungan inklusi sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka. Selain upaya dari pihak sekolah, dukungan dari pemerintah juga memegang peranan penting dalam menciptakan inklusi yang efektif. Pemerintah Indonesia telah menunjukkan dukungan yang kuat untuk Pendidikan inklusif, termasuk bagi anak autis.

  • Kebijakan pemerintah inklusif

Melalui peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif, pemerintah telah menetapkan bahwa setiap anak memiliki hak untuk memperoleh Pendidikan yang layak, termasuk anak berkebutuhan khusus seperti anak autis. Kebijakan ini mendorong sekolah umum untuk menerima siswa dengan kebutuhan khusus dan menyediakan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

  • Pendirian Sekolah Luar BIasa (SLB) dan Unit Layanan Inklusi

Pemerintah membangun banyak SLB di berbagai daerah untuk mendukung anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu, beberapa sekolah umum juga telah dilengkapi dengan Unit Layananan Inklusif (ULI) untuk mendukung dan memberikan pendampingan khusus bagi anak autis yang belajar di sekolah reguler.

  • Bantuan Dana dan Fasilitas

Pemerintah juga menyediakan bantuan operasional (BOS) inklusif yang dapat digunakan untuk menyediakan fasilitas ramah disabilitas, alat bantu pembelajaran, serta kegiatan yang mendukung inklusi. Selain itu, terdapat upaya peningkatan infrastruktur sekolah agar lebih ramah terhadap anak berkebutuhan khusus.

Upaya Sekolah Dalam Membangun Inklusi

Selain kebijakan pemerintah, untuk membangun inklusi di sekolah dapat mengambil langkah-langkah untuk mendukung inklusi bagi anak autisme :

  • Meningkatkan kesadaran dan pemahaman

Sekolah dapat mengadakan seminar dan pelatihan khusus untuk meningkatkan pemahaman guru, siswa, dan orang tua tentang autisme.

  • Menyediakan lingkungan ramah sensorik

Fasilitas seperti ruang tenang dan area khusus belajar dapat membantu anak autis merasa nyaman.

  • Mengadopsi kurikulum fleksibel

Kurikulum dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu anak, seperti memberikan waktu tambahan untuk tugas atau pendekatan belajar visual.

  • Melibatkan orang tua dan ahli

Orang tua dan tenaga ahli, seperti terapis, dapat membantu sekolah dalam memberikan dukungan terbaik bagi anak autis.

Inklusi bukan hanya tentang memberikan akses, tetapi juga memastikan anak merasa diterima, didukung, dan mampu mencapai potensi maksimalnya. Dukungan pemerintah melalui kebijakan fasilitas, ditambah dengan komitmen sekolah dan Masyarakat, dapat membangun lingkungan Pendidikan yang benar-benar inklusif bagi anak autis. Dengan kolaborasi ini, sekolah dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi semua anak, tanpa kecuali.

Buka WhatsApp
Butuh Bantuan?
Halo! Apa yang bisa saya bantu