Malang Autism Center

Categories
event_reguler

Workshop Gratis Produksi Prozen Food Lele Oleh MAC

Malang, 9 Januari 2025 – Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menggelar soft launching perdananya dengan cara yang inspiratif. Acara ini berlangsung di Malang Creative Center (MCC), tepatnya di ruang Food Lab lantai 3. Dalam rangkaian kegiatan ini, diadakan workshop pelatihan produksi prozen food berbahan dasar ikan lele, yang menariknya diselenggarakan secara gratis bagi para peserta. Produksi Prozen Food Lele oleh komunitas MAC di pandu oleh seorang instruktur.

Kegiatan ini dipimpin oleh Hafid, sebagai seorang instruktur dari MAC, yang didampingi oleh tim pendukungnya.Workshop yang diikuti oleh anak-anak dari yayasan autisme yang berada di luar MAC ini menghadirkan suasana workshop yang ramah, inklusif, dan penuh semangat. Peserta mengajarkan berbagai keterampilan praktis mulai dari proses membersihkan ikan lele, mengolahnya menjadi produk makanan beku siap saji, hingga membungkus hasil produksi dengan kualitas standar.

Workshop gratis ini tidak hanya berfokus pada hasil produksi, tetapi juga mengajarkan higienitas dan kebersihan yang penting dalam industri makanan. Hafid dan timnya memberikan bimbingan secara bertahap agar peserta dapat mengikuti setiap proses dengan baik. Pendekatan ini disesuaikan dengan kebutuhan individu, sehingga kegiatan menjadi inklusif dan efektif.

Memberdayakan Anak Autis Melalui Produksi Prozen Food Lele Oleh MAC

Kegiatan ini memiliki nilai lebih dengan membantu melatih kemampuan motorik halus, meningkatkan fokus, dan mengenalkan anak autis pada keterampilan yang dapat menjadi bekal kemandirian di masa depan.“Melalui kegiatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa anak-anak autis memiliki potensi besar untuk berkembang. Soft launching ini adalah langkah awal kami untuk membuka lebih banyak peluang pelatihan inklusif di kemudian hari,” ujar Hafid.

Soft launching ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa kepada masyarakat. Lembaga ini berkomitmen pada pemberdayaan penyandang disabilitas melalui berbagai program pelatihan yang inklusif. Pendidikan keterampilan praktis yang diberikan secara gratis menjadi salah satu upaya nyata untuk mendukung kemandirian mereka. Diperkirakan, lembaga ini dapat menjadi pionir dalam menciptakan peluang baru bagi penyandang disabilitas, khususnya di Malang.

Selain menjadi ajang pelatihan, acara ini sekaligus menjadi simbol nyata inklusi sosial yang terwujud melalui kolaborasi berbagai pihak. LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa memulai langkah awal yang positif melalui program pelatihan inklusif. Lembaga ini berkomitmen untuk terus menghadirkan pelatihan yang bermanfaat bagi penyandang disabilitas. Tujuannya adalah agar semakin banyak anak autis yang merasakan manfaat langsung dari inisiatif mulia ini.

Categories
event_reguler

MAC Tingkatkan Kreativitas Anak Autis di Workshop Fotografi

Malang, 9 Januari 2025 – LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menggelar soft launching perdananya dengan konsep yang kreatif dan inspiratif. Bertempat di Malang Creative Center (MCC), tepatnya di Studio Foto lantai 5, acara ini dikemas dalam bentuk workshop fotografi. Workshop ini memberikan pengalaman langsung bagi peserta untuk belajar menggunakan kamera secara praktis, mulai dari memahami fitur-fitur kamera hingga teknik dasar memotret. Sehingga dapat meningkatkan kreativitas anak autis. 

Dipimpin oleh Bintang, seorang instruktur dari MAC, workshop ini diikuti oleh anak-anak autis dari komunitas yang sama. Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan mengenal alat-alat kamera, memahami fitur-fitur dan tools yang tersedia, serta langsung mempraktikkan kemampuan mereka. Dengan pendekatan yang sederhana namun efektif, Bintang berhasil membantu anak-anak memahami materi dengan baik.

Selain mempelajari teori dan teknik dasar, para peserta juga diberi tantangan untuk memotret berbagai objek di studio menggunakan kreativitas mereka. Dengan bantuan langsung dari Bintang dan tim, anak autis ini mampu menghasilkan foto-foto yang unik dan penuh makna. Proses ini tidak hanya melatih kemampuan teknis mereka, tetapi juga membuka peluang bagi mereka untuk mengekspresikan diri melalui seni fotografi.

Kreativitas Anak Autis di Workshop Fotografi

Workshop ini menjadi pengalaman yang berkesan, baik bagi peserta maupun instruktur. “Wah, sangat menarik sekali event pertama one day skill dari LPK Cipta Kriya Wiyasa ini! Satu pengalaman yang tak akan terlupakan. Sangat unik menurut saya, karena ternyata anak autis tidak seperti yang dibayangkan. Mereka sangat lihai menggunakan kamera, dan uniknya, mereka langsung paham tentang segitiga eksposur dengan lancar meski dengan bahasa yang berbeda,” ujar Bintang saat menceritakan pengalamannya.

Soft launching ini menjadi langkah awal yang berkesan bagi LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa dalam mewujudkan komitmen mereka untuk memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan yang inklusif dan inovatif. Dengan pelatihan seperti ini, lembaga berharap dapat terus menciptakan program-program yang mendukung kemandirian penyandang disabilitas dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Selain itu, melalui workshop ini MAC juga berharap anak autis dapat mengasah bakat dan keterampilan.

Categories
event_reguler

Workshop Office Boy di Soft Launching LPK Disabilitas oleh MAC

Malang, 9 Januari 2025Dalam rangkaian acara soft launching LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa, Malang Autism Center (MAC) menyelenggarakan workshop pelatihan Office Boy. Kegiatan ini berlangsung di MCC Malang, tepatnya di Studio Foto lantai 5, yaitu dilaksanakan sebelum pelatihan fotografi yang juga merupakan rangkaian dari Soft launching. 

Workshop ini dipimpin langsung oleh Adrian, salah satu instruktur  dari MAC. Para peserta pelatihan merupakan anak-anak binaan MAC yang memiliki semangat untuk belajar dan berkarier di dunia Office boy. Program ini dirancang untuk memberikan pemahaman serta pengalaman praktis peran dan tanggung jawab seorang Office Boy di lingkungan hotel ataupun perkantoran.

Pelatihan mencakup berbagai aspek penting, seperti menjaga kebersihan area publik, menangani permintaan tamu, serta memahami etika kerja di perhotelan atau perkantoran. Dengan metode pengajaran yang interaktif, Adrian memberikan pemahaman langsung dan membimbing peserta dalam praktik.

Workshop Office Boy Guna Melatih Keterampilan dan Siap Terjun ke Dunia Kerja

Workshop ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga menyiapkan peserta untuk praktik langsung di dunia kerja. Setelah pelatihan di LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa, peserta akan mendapatkan kesempatan magang di hotel-hotel mitra yang telah bekerja sama dengan MAC. Selama magang, mereka akan didampingi oleh supervisor untuk memastikan penerapan keterampilan yang telah dipelajari selama pelatihan.

Program ini juga menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan kemampuan komunikasi yang baik dengan tamu. Dengan demikian, peserta tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki sikap profesional yang dibutuhkan di dunia kerja.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap anak-anak MAC dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk bersaing di dunia kerja. Kami ingin menunjukkan bahwa mereka memiliki potensi besar untuk sukses,” ujar Adrian, sang instruktur.

Workshop ini merupakan bagian dari misi LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa dalam memberdayakan penyandang disabilitas melalui pelatihan keterampilan kerja. Antusiasme peserta terlihat selama kegiatan berlangsung, mencerminkan semangat mereka untuk belajar dan berkembang. Dengan dukungan penuh dari MAC, para peserta diharapkan mampu menapaki karir yang lebih cerah di industri perhotelan.

Soft launching LPK Disabilitas Cipta Kriya Wiyasa menjadi langkah awal penting dalam menciptakan peluang kerja inklusif bagi penyandang disabilitas. Hal ini juga menunjukkan komitmen Malang Autism Center untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan berdaya.

Categories
Artikel ASD Post Utama

Tantrum Pada Sindrom Aperger dan HFA

Tantrum pada Sindrom Asperger (AS) dan Autism Tingkat Tinggi (HFA) merupakan respon emosional yang sering terjadi. Tantrum bukanlah tindakan acak, melainkan bagian dari siklus tiga tahap yaitu rumbling, range dan recovery. Setiap tahap memiliki ciri khas dan memerlukan intervensi yang berbeda. Sehingga penting untuk memahami tantrum pada sindrom aperger dan HFA agar dapat memberikan intervensi yang tepat. 

Tahapan Tantrum Sindrom Aperger dan HFA

Tahap Rumbling

Tahap ini ditandai dengan adanya perubahan perilaku awal yang tampak kecil, seperti mengetuk kaki, menggenggam tangan, atau menarik diri secara emosional. Sehingga, jika dibiarkan perilaku ini dapat berkembang menjadi ledakan emosi. Adapun intervensi yang dapat dilakukan yaitu : antisipectic bouncing (mengalihkan anak dari situasi yang memicu stres), proximity control (sedak secara fisik namun tidak memaksa) dan signal interfence (memberikan sinyal non-vernal untuk membantu anak menyadari emosinya).

Rentang tahap

Jika sudah dilakukan intervensi pada tahap sebelumnya namun gagal, anak telah memasuki tahap Range. Di sini, anak mungkin menampilkan perilaku agresif seperti berteriak, memukul, atau merusak barang. Fokus utama adalah memastikan keselamatan anak dan orang di sekitarnya. Pada tahap ini, intervensi terbaik adalah membawa anak ke tempat yang tenang seperti home base untuk menenagkan diri.

Tahap pemulihan

Setelah ledakan emosi, anak memasuki tahap pemulihan. Anak mungkin akan merasa lelah, menyesal atau bahkan tidak mengingat apapun yang terjadi. Pada tahap ini, penting untuk mengembalikan anak ke rutinitas normal secara perlahan dan melibatkan anak dalam aktivitas yang disukai untuk memulihkan suasana hati.

Pencegahan Tantrum Sindrom Aperger dan HFA

Pencegahan tantrum merupakan langkah proaktif untuk membantu anak dengan sindrom aspeger (AS),  Autism Tingkat tinggi (HFA) dan gangguan terkait agar dapat mengelola stress mereka lebih baik. Strategi ini mencakup peningkatan sosial, kesadaran sensorik, dan kesadaran diri.

Peningkatan pemahaman sosial

Anak-anak dengan AS dan HFA sering menghadapi kesulitan dalam memahami aturan sosial, memecahkan masalah sosial, dan merespons situasi dengan tepat. Metode untuk meningkatkan pemahaman ini meliputi:

  • Cartooning (Pencatatan Visual)

Anak diajarkan menggunakan gambar atau komik sederhana untuk memahami skenario sosial yang kompleks. Gambar dapat membantu mereka mengenali emosi, memahami percakapan, atau mengidentifikasi konsekuensi tindakan mereka. Teknik ini sangat efektif untuk anak-anak yang memiliki gaya belajar visual.

  • Social Autopsies

Strategi ini dilakukan setelah anak mengalami kesalahan sosial. Dalam proses ini

  1. Anak dan pendamping mengidentifikasi apa yang salah.
  2. Mereka menentukan siapa yang dirugikan.
  3. Merumuskan cara memperbaiki kesalahan.
  4. Menyusun rencana untuk mencegah kesalahan serupa di masa depan.

Pendekatan ini membantu anak memahami sebab-akibat dalam interaksi sosial dan meningkatkan kemampuan mereka dalam beradaptasi.

Kesadaran sensorik

Banyak anak dengan AS dan HFA memiliki sensitivitas terhadap rangsangan sensorik, seperti suara, cahaya, atau tekstur. Ketidakseimbangan sensorik ini sering kali menjadi pemicu tantrum. Metode untuk meningkatkan kesadaran sensorik meliputi:

  • Program “How Does Your Engine Run?”

Program ini mengajarkan anak untuk mengenali tingkat kewaspadaan sensorik mereka (terlalu rendah, terlalu tinggi, atau seimbang) dan mengajarkan cara mengatur diri agar mencapai tingkat kewaspadaan optimal. Contoh: Anak belajar mengenali kapan mereka merasa “terlalu bersemangat” dan menggunakan teknik seperti pernapasan dalam untuk menenangkan diri.

  • Pendekatan Sensorik dalam Kehidupan Sehari-Hari

Orang tua dan guru dapat menggunakan metode sederhana seperti menyediakan mainan sensorik (misalnya bola stres) atau menciptakan ruang tenang (home base) untuk membantu anak menenangkan diri.

Kesadaran Diri

Kesadaran diri membantu anak mengenali emosi mereka, memahami tanda-tanda awal stres, dan menggunakan strategi untuk mengatasi emosi secara mandiri. Beberapa metode yang efektif adalah:

  • Incredible 5-Point Scale

Metode ini membantu anak mengklasifikasikan tingkat emosi atau stres mereka pada skala 1-5. Contoh

  1. Level 1: Tenang dan bahagia.
  2. Level 3: Mulai merasa frustrasi.
  3. Level 5: Sangat marah dan mendekati tantrum.

Setelah mengenali tingkat emosinya, anak diajarkan strategi untuk menenangkan diri pada setiap level, seperti menarik napas dalam atau meminta waktu sendiri.

  • Pengenalan Emosi dengan Cues Visual

Anak diajarkan mengenali tanda-tanda emosional melalui ekspresi wajah, bahasa tubuh, atau situasi tertentu. Ini membantu mereka lebih peka terhadap emosi mereka sendiri dan orang lain.

  • Pelatihan Relaksasi

Teknik relaksasi seperti pernapasan ringan, pernapasan dalam, atau yoga sederhana dapat diajarkan untuk mengurangi tingkat stres anak.

 

Referensi

Myles, B. S., & Southwick, J. (2005). The cycle of tantrums, rage, and meltdowns in children and youth with Asperger syndrome, high-functioning autism, and related disabilities. Paper presented at the Inclusive and Supportive Education Congress, International Special Education Conference, Glasgow, Scotland. Retrieved from http://www.isec2005.org.uk

Buka WhatsApp
Butuh Bantuan?
Halo! Apa yang bisa saya bantu