Malang Autism Center

Categories
Artikel ASD

Pentingnya Kesadaran Neurodiversity dalam Masyarakat

Pernahkah terlintas dalam pikiran bahwa setiap individu memiliki cara yang unik dalam berpikir, belajar, dan merespons dunia sekitar? Mungkin sebagian orang lebih sensitif terhadap rangsangan tertentu, lebih fokus pada detail, atau memiliki cara berkomunikasi yang berbeda. Hal-hal tersebut dapat menjadi bagian dari yang disebut neurodivergent, dan di sinilah pentingnya kesadaran neurodiversity untuk memahami serta menghargai perbedaan tersebut.

Apa Itu Neurodiversity?

Neurodiversity merujuk pada keragaman cara berpikir, belajar, dan berinteraksi yang dimiliki setiap individu. Istilah ini mencakup kondisi seperti autisme, ADHD, disleksia, dan beberapa gangguan lainnya. Namun, perlu dipahami bahwa neurodivergent bukanlah sebuah gangguan atau kekurangan, melainkan variasi dalam cara otak bekerja.

Sebagai contoh, anak dengan autisme mungkin memiliki kemampuan untuk fokus pada detail yang orang lain lewatkan, sementara seseorang dengan ADHD cenderung sangat kreatif dan energik. Perbedaan ini bukanlah hal yang harus diperbaiki, melainkan sesuatu yang perlu dipahami dan dihargai.

Mengapa Kesadaran Neurodiversity Ini Sangat Penting?

Sayangnya, banyak masyarakat yang masih terjebak dalam stigma bahwa perbedaan neurologis adalah sesuatu yang “salah” atau “kurang”. Anak dengan autisme atau ADHD seringkali dianggap bermasalah, padahal mereka hanya berinteraksi dengan dunia dengan cara yang berbeda. Tanpa kesadaran yang tepat, mereka bisa merasa tidak diterima dan sulit berkembang dengan maksimal.

Sebaliknya, jika masyarakat lebih terbuka dan memahami neurodiversity, individu-individu dengan kondisi ini bisa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan potensinya. Kesadaran ini juga mengarah pada pengurangan diskriminasi dan lebih banyak ruang bagi mereka untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat.

Dengan meningkatnya pemahaman terhadap neurodiversity, dampaknya bisa sangat positif, baik untuk individu maupun untuk masyarakat secara keseluruhan. Anak-anak yang neurodivergent bisa tumbuh dengan rasa percaya diri, karena mereka merasa diterima dan dihargai. Begitu pula di sekolah atau tempat kerja, mereka dapat berkontribusi dengan cara yang lebih sesuai dengan kemampuan mereka.

Masyarakat yang lebih inklusif dan memahami keberagaman cara berpikir akan menciptakan lingkungan yang lebih adil, di mana setiap individu diberikan kesempatan untuk berkembang, terlepas dari cara mereka memproses informasi atau berinteraksi dengan orang lain.

Langkah Kecil yang Bisa Diambil untuk Meningkatkan Kesadaran Neurodiversity

Tentu saja, ada banyak cara untuk mendukung kesadaran neurodiversity ini, dan hal tersebut dimulai dari langkah-langkah sederhana, seperti :

  • Menggunakan bahasa yang lebih inklusif, Hindari menggunakan istilah yang mengandung stigma negatif. Misalnya, bukannya mengatakan “sulit berinteraksi”, lebih baik menyebutkan bahwa individu tersebut memiliki “cara berinteraksi yang berbeda”.
  • Meningkatkan edukasi diri, Membaca lebih banyak tentang neurodiversity dan berbagi pengetahuan dengan orang lain akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih memahami perbedaan ini.
  • Mendukung kampanye atau organisasi yang berfokus pada neurodiversity, Ada banyak komunitas yang berupaya meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan bagi individu neurodivergent. Dukungan terhadap mereka akan mempercepat perubahan positif di masyarakat.

Perbedaan dalam cara berpikir, belajar, dan berinteraksi adalah hal yang wajar dan alami. Dengan memahami dan menerima neurodiversity, masyarakat dapat menciptakan dunia yang lebih ramah dan inklusif bagi semua individu, tanpa terkecuali. Keberagaman ini bukanlah hal yang harus dihindari, tetapi sebaliknya, harus dirayakan sebagai bagian dari kekayaan yang ada dalam kehidupan bersama.

Categories
Artikel ASD Post Utama

Musik Cara Lembut Membantu Anak dengan Autisme

Bagi banyak individu dengan autisme, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dapat menjadi tantangan tersendiri. Kesulitan dalam menjalin kontak mata, mengungkapkan emosi, hingga memahami bahasa tubuh merupakan bagian dari hambatan yang sering mereka alami dalam berinteraksi sosial. Namun, terdapat satu medium yang terbukti mampu menjembatani keterbatasan tersebut yaitu musik.

Lebih dari sekadar bentuk hiburan, musik telah dikenal dalam dunia terapi sebagai sarana yang efektif untuk membantu anak-anak dengan autisme dalam menstabilkan emosi, meningkatkan fokus, serta mendorong kemampuan ekspresi diri semuanya dapat dicapai tanpa tuntutan komunikasi verbal yang kompleks.

Kenapa Musik Bisa Efektif untuk Anak Autisme?

Musik punya struktur yang bisa ditebak irama, nada, dan repetisi yang stabil. Anak-anak dengan autisme, yang sering merasa nyaman dengan rutinitas dan pola yang konsisten, merespons dengan baik terhadap elemen-elemen ini.

Saat mendengarkan musik atau ikut terlibat dalam aktivitas musikal (seperti menepuk tangan, bernyanyi, atau memainkan alat musik sederhana), anak dapat belajar :

  • Mengenali dan mengekspresikan emosi
  • Melatih fokus dan konsentrasi
  • Mengembangkan kemampuan sosial, seperti menunggu giliran atau mengikuti arahan
  • Meningkatkan kepercayaan diri saat berhasil menyelesaikan aktivitas tertentu.

Musik Menjadi Bahasa

Salah satu tantangan utama yang dihadapi anak-anak dengan autisme adalah kesulitan dalam berkomunikasi secara verbal. Banyak dari mereka mungkin belum bisa berbicara, atau hanya bisa mengucapkan sedikit kata. Ada juga yang bisa berbicara, tapi sulit memahami makna dari ekspresi wajah, nada suara, atau bahasa tubuh orang lain. Dalam kondisi seperti ini, musik hadir sebagai “bahasa universal” yang tidak membutuhkan kata-kata.

Ketika anak mendengarkan musik, mereka tidak perlu memahami arti lirik atau teori nada untuk bisa merespons. Mereka bisa :

  • Menepuk tangan mengikuti irama
  • Menggerakkan tubuh secara spontan
  • Tersenyum atau menunjukkan ekspresi bahagia saat lagu kesukaannya diputar
  • Menunjukkan ketertarikan dengan memperhatikan sumber suara

Respons-respons ini adalah bentuk komunikasi non-verbal yang sangat berharga, karena menunjukkan adanya keterhubungan emosi antara anak dengan lingkungannya. Di sinilah musik berfungsi sebagai media komunikasi alternatif yang memberi anak kesempatan untuk “berbicara” dengan cara mereka sendiri.

Tidak jarang, musik juga menjadi pemicu anak untuk mulai mencoba meniru suara, menyanyi, atau mengeluarkan suara tertentu yang sebelumnya tidak mereka lakukan. Ini adalah kemajuan besar dalam pengembangan komunikasi awal.

Musik Tidak Menyembuhkan, Tapi Membantu Anak

Penting untuk diluruskan musik tidak menyembuhkan autisme. Autisme adalah kondisi neurologis yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi, berkomunikasi, dan memahami dunia. Tapi di sisi lain, musik dapat membantu anak tumbuh lebih optimal dalam keterampilan sosial, emosional, dan kognitif.

Dalam terapi, musik bisa menjadi :

  • Alat regulasi emosi, Musik yang menenangkan bisa membantu anak meredakan kecemasan, menenangkan diri saat meluap emosi, atau mengatasi tantrum.
  • Stimulasi kognitif, Aktivitas seperti menyanyikan lagu, mengingat lirik, atau memainkan alat musik membantu perkembangan memori, fokus, dan koordinasi motorik.
  • Katalisator interaksi sosial, Dalam sesi kelompok, musik dapat membantu anak belajar menunggu giliran, berbagi alat musik, atau menirukan gerakan bersama teman.
  • Sarana ekspresi diri, Anak bisa menyampaikan perasaan marah, senang, takut, atau sedih lewat lagu atau gerakan, tanpa harus menjelaskan dengan kata-kata.

Meskipun tidak menyembuhkan, musik membuka pintu-pintu baru dalam proses belajar dan beradaptasi. Setiap anak memiliki cara unik untuk belajar dan berkembang, dan musik memberi ruang untuk itu ruang yang fleksibel, penuh empati, dan menyenangkan.

Referensi

Dand, D., Nithyashree, V. C., & Chayadevi, M. L. (2019). Music therapy for stress control and autism. 2019 1st International Conference on Advances in Information Technology, 516–521. IEEE.

Buka WhatsApp
Klik Untuk Ke Wa
Halo! Apa yang bisa saya bantu